Lontang lantung hidupnya terperangkap dalam penjara insan
Tulang belulang ditusuk dingin yang hanya dibungkus pipihnya reja orange
Kerangkengan dalam sunyi yang dicekam oleh naluri sendiri
Namun tiada guna meratapi bertubi-tubi sesal
Tempat menyeret terpaksa berada dibalik kelamnya besi jeruji
Hingga sepasang mata bersemuka
Menatapnya pilu sembilu
Sungguh jiwa jejaka itu telah dirusak nafsu iblis
Sadar ulahnya  terbenci, masih rela melalap asumsi memaksa diri
Bahkan semesta murka berpenghuni sosoknya
Kesal menatap tanah bernyawa mengotori janabijana
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!