Â
Di sinilah pentingnya kepercayaan tentang kekuatan yang berada di luar manusia, yakni berkaitan dengan religiusitas seseorang. Seseorang yang percaya dengan adanya kekuatan di luar dirinya, tentu tidak selalu membuat pilihan hanya berdasar akalnya semata. Tugas manusia adalah berusaha, berikhtiar maka selanjutnya biarlah Tuhan yang memutuskannya.
Â
Memutuskan tidak memiliki anak bisa jadi akan menjadi tren kalau perilaku itu secara terus menerus dikampanyekan. Kalau misalnya media dan media sosial terus menerus mengampayekan betapa indahnya hidup tanpa anak misalnya, maka bukan tidak mungkin gaya hidup seperti itu akan tumbuh dan berkembang.
Â
Memilih memutuskan untuk tidak memiliki anak sama artinya kita ingin mengakhiri kehidupan. Orangtua dengan bertaruh nyawa melahirkan kita, demi untuk melanjutkan kehidupan, sementara kita memutuskan untuk tidak melanjutkannya. Alangkah egoisnya kita, karena itu berarti kita memberangus hak-hak anak anak cucu kita untuk menikmati kehidupan.
Â
Kita hadir di dunia untuk melanjutkan kehidupan, melanjutkan peradaban. Tidakkah kita bisa menyelami betapa hebatnya kita kalau menjadi bagian dari generasi yang mampu melahirkan generasi yang lebih baik lagi. Tidak inginkah kita, tidak bahagiakah kita kalau  bisa melahirkan generasi generasi baru yang hebat. Memang tidak mudah untuk mewujudkannya, tetapi percayalah akan selalu ada kekuatan yang akan membantu kita mewujudkan kebahagiaan itu. Anda percaya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H