Mohon tunggu...
Wahyu Kuncoro
Wahyu Kuncoro Mohon Tunggu... Penulis - Pembaca di saat ada waktu, penulis di saat punya waktu.

Seorang suami dan ayah 1 anak, tinggal di Bali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suara di Loteng

13 Juni 2021   11:45 Diperbarui: 13 Juni 2021   11:49 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Hari berikutnya, Banyu akan sibuk dengan dunianya. Dia akan tenggelam demgan mainan-mainannya: dinosaurus-dinosaurusnya, mobil-mibilannya, dan kertas-kertas gambarnya.

Setelah bosan dengan satu mainannya, ia memainkan lagi mainan lainnya. Ibunya akan menemaninya bermain sepanjang hari di sela-sela menerjemahkan jurnal dan mengurusi tetek bengek pekerjaan rumah tangga.

Karena hari itu weekend, tugas menemani bermain diambil alih bapaknya biar ibunya fokus menyelesaikan terjemahan.

Tiba-tiba Banyu bereksplorasi di belakang rumah. Ia membawa sekop kecil dan sikar gigi bekas. Ia bercerita kepada bapaknya kalau dia mau menjadi paleontologist. Ia menggali tanah di belakang rumah. Di sana ia biasa mengubur mainan dinosaurusnya dan berpikir setelah beberapa hari akan menjadi fosil.

Tak lama kemudian, ia datang membawa tulang-tulang kecil dari belakang rumah. Ia menyodorkan kepada bapaknya.

"Bapak, saya menemukan fosil," lapor Banyu dengan sumringah.

Bapak Banyu terperanjat. Yang disodorkan benar-benar tulang. Banyu menjelaskan proses penemuan itu. Sepasang tengkorak dan tulang rahang binatang kecil dimain-mainkan. Tulang itu tak lain tulang tikus. Bapak Banyu merasa jijik. Di bagian tengkorak yang retak itu terlihat kulit dengan bulu-buku tipis yang masih tertempel. Tikus itu rupanya belum lama mati. Sedikit bau menyeruak di hidung.

"Ini fosil pterodaktil!" kata Banyu lantang.
"Bagaimana kamu tahu?" tanya Bapaknya.

Pertanyaan ini akan membuka misteri yang Banyu ingin tahu. Bapaknya terus meminta Banyu menjelaskan. Ia mulai berteori bahwa pterodaktil, dinosaurus kesukaannya itu, terkubur abu volkano ribuan tahun lalu di belakang rumah.

"Apakah bentuk paruh pterodaktil seperti ini?" pancing bapaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun