Mohon tunggu...
Wahyu Kuncoro
Wahyu Kuncoro Mohon Tunggu... Penulis - Pembaca di saat ada waktu, penulis di saat punya waktu.

Seorang suami dan ayah 1 anak, tinggal di Bali.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Learning Loss dan Minat Baca

7 Januari 2021   18:56 Diperbarui: 7 Januari 2021   19:07 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Kita menjadi akrab dengan situasi yang tidak biasa, termasuk pembelajaran jarak jauh. Guru-guru harus mengendalikan pembelajaran dari rumah atau sekolah menggunakan perangkat teknologi dan internet. Rupanya, banyak guru yang mudah beradaptasi dengan aktifitas ini. Sebagian lagi, sebut saja guru-guru senior, harus ada ekstra-adaptasi.

Nampaknya, semua berjalan normal. Pandemi mengajak pelaku pendidikan berubah haluan untuk tetap memastikan pembelajaran tidak terputus. Selama pembelajaran jarak jauh, banyak platform pembelajaran daring digunakan, bahkan direkomendasikan oleh pemerintah sebagai platform rujukan. Diantaranya ada Google Classroom, Ruangguru, Rumah Belajar, dan platform lain.

Terlepas bahwa pembelajaran jarak jauh mengalami kendala, seperti tidak semua anak mempunyai gawai dan disparitas jangkauan internet, pembelajaran jarak jauh tak bisa dihindari. Sekolah-sekolah tertentu yang berada di zona hijau atau kuning bisa saja menyuruh anak-anak datang tiap minggu untuk mengumpulkan tugas dan bertemu guru untuk mendapatkan proyek kegiatan selama seminggu ke depan.

Kebijakan di atas bisa dilakukan untuk sekolah yang tidak memungkinkan melakukan pembelajaran daring.  Keadaan tertentu yang mana anak-anak tidak mendapatkan dukungan instrumen memadai (gawai dan jaringan internet) menggugah sekolah melakukan cara tersebut. Semua dilakukan agar tidak ada loss learning.

***

Dari semua upaya untuk memastikan keberlangsungan pembelajaran, sepertinya masih ada yang terlewatkan. Kegiatan membaca bagi anak-anak di rumah masih terabaikan. Platform-platform yang muncul masih menunjukkan dominasi terhadap aktivitas belajar-mengajar formal. Membaca, khususnya membaca buku-buku fiksi, belum menjadi agenda kegiatan anak, terlebih saat kita tanpa henti berbicara tentang literasi.

Padahal, di sela-sela aktivitas lain yang berhubungan dengan pembelajaran, anak-anak memiliki waktu yang sangat longgar untuk membaca. Sisa waktu bermain yang terlalu banyak menjadi penting diisi dengan aktivitas membaca. Waktu anak membaca menjadi lebih fleksibel dan banyak karena jam pembelajaran jarak jauh tidak terjadi seperti pembelajaran normal.

Lagi pula, orang tua yang peduli tidak akan membiarkan anak-anak mereka berinteraksi dengan anak-anak lain untuk mematuhi physical distancing. Seharusnya, anak bisa dikenalkan dengan quality time melalui kegiatan membaca. Tidak mungkin sebagian besar waktu anak untuk belajar saja agar anak terhindar dari tekanan psikis. Juga tidak baik banyak waktu terbuang untuk bermain atau nonton.

Jika kegiatan membaca tidak mengemuka selama pandemi, ini membuktikan bahwa kepedulian terhadap membaca memang tidak dimiliki siapapun di negeri ini. Membaca dianggap kurang bermanfaat. Budaya membaca dianggap budaya elitis padahal ini seharusnya menjadi milik siapapun. Isu literasi rendah berhenti di pidato-pidato dan obrolan-obrolan kantoran.

Pandangan umum yang muncul di dunia pendidikan adalah membaca berkorelasi dengan meningkatkan pengetahuan dan memperluas ilmu. Maka, membaca dipahami sebagai aktivitas bermanfaat jika anak-anak membaca buku pelajaran. Buku pelajaran berisi pengetahuan bagi anak-anak. Membaca buku-buku cerita (fiksi) hanyalah memberi kesenangan dan tidak menambah ilmu pengetahuan. Karena itu, belajar terjadi ketika anak membaca buku pelajaran,  bukan buku cerita.

Tak heran, jika keleluasaan waktu anak selama pandemi tidak menggerakkan kita untuk mengambil momentum ini untuk menumbuhkan minat baca anak. Sudah kita ketahui bahwa cara kerja di sekolah sangat hirarkis dengan mengikuti instruksi dari pemerintah. Jika selama pandemi sekolah diharapkan menjalankan kegiatan belajar jarak jauh, tak sulit bagi sekolah mengiyakan instruksi tersebut. Jika terselip ajakan membaca, barangkali sekolah akan melakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun