Terakhir, memori flashbulb menggambarkan memori pada situasi yang sangat berkesan atau emosional, ketika seseorang pertama kali belajar atau mengalami sesuatu yang mendalam.
Dengan pemahaman akan beragam jenis memori ini, kita dapat melihat kompleksitas dan daya pikir otak manusia dalam menyimpan, mengakses, dan menggunakan informasi dari berbagai pengalaman hidup.
Model-Model Teori
Menurut penelitian Ardani (2006) dan Kuswana (2011), berbagai model dan teori telah dikembangkan untuk menjelaskan fenomena daya ingat atau memori manusia. Salah satu model yang dikenal sebagai Model Atkinson-Shiffrin memandang bahwa terdapat pemisahan gudang memori untuk jenis memori yang berbeda, yaitu memori jangka pendek (STM) dan memori jangka panjang (LTM). Menurut model ini, materi diulang-ulang dari STM kemudian masuk ke dalam LTM. Proses kontrol, seperti pengulangan informasi yang menyebabkan perputaran kembali ke STM, berperan dalam fleksibilitas strategi yang digunakan oleh individu.
Model Tulving mengklasifikasikan memori menjadi tiga jenis utama: memori episodik, memori semantik, dan memori prosedural. Memori episodik menyimpan informasi tentang kapan peristiwa terjadi dan hubungan antar kejadian, sementara memori semantik merupakan pengetahuan tentang dunia yang diorganisasikan. Di sisi lain, memori prosedural mencakup pengetahuan tentang cara melakukan suatu tindakan.
Craig dan Lockhart, sebagai psikolog kognitif, fokus pada proses dan struktur memori. Teori mereka tentang tingkat pengolahan informasi memandang bahwa pengolahan yang lebih mendalam, melalui pengkodean yang mengelaborasikan proses, dapat memengaruhi retensi informasi jangka panjang.
Model Baddeley, dikembangkan oleh Hitch dan Baddeley, menyarankan suatu model multi-komponen memori jangka pendek. Beberapa fungsi komponen bertindak sebagai buffer penyimpanan informasi sementara, sedangkan yang lain berfungsi sebagai proses pasif.
Daneman dan Carpenter memfokuskan perhatian pada memori kerja dan mengembangkan konsep pengolahan bahasa untuk tugas-tugas yang kompleks. Menurut pandangan mereka, efisiensi proses menjadi krusial dalam kinerja memori kerja pada tugas-tugas yang kompleks.
Kane dan Engle, dalam model mereka, membedakan memori kerja sebagai fungsi perhatian eksekutif yang mampu mengontrol dan menjaga informasi tersimpan secara aktif dan cepat.
Model Proses Cowan menyoroti interaksi dekat dan saling ketergantungan antara memori kerja dan memori jangka panjang. Teori ini menggabungkan memori kerja ke dalam sistem penyimpanan memori tunggal jangka panjang.
Sementara itu, model Oberauer menekankan dimensi fungsional dalam memori kerja, yang terdiri dari tiga proses umum, yakni verbal dan numerik, serta spasial dan figural.