Menurutnya ia sempat melihat status Facebook teman akrabnya yang memposting keluhan bahwa harga tiket Traveloka dijual dengan harga yang sangat rendah yang kemudian membuat usaha temannya tersebut gulung tikar. Usut punya usut Wientor mengetahui bahwa temannya tersebut adalah pengusaha Travel Agent Konvensional.
Baginya, ia mempertanyakan apakah mungkin saat ini bisa mengalahkan Traveloka?
Wientor pun dalam tulisannya tegas mengatakan "Tidak", dikarenakan agak sulit rasanya jika berniat untuk bisa menggeser salah satu perusahaan unicorn. Traveloka meski bukan yang pertama, tapi menjadi yang tercepat meraih predikat perusahaan "unicorn" dalam rentang 5 tahun setelah berdiri.
Sementara Go-jek dan Tokopedia  meraihnya dalam waktu 6 tahun untuk menjadi startup unicorn pertama dan kedua asal Indonesia. Terakhir BukaLapak menjadi startup unicorn keempat asal Indonesia.
Untuk itu di kesimpulan awal, ia menganggap unit usaha yang bergerak di bidang digital memiliki kecenderungan menguasai trafik lokal yang cukup tinggi. Bahkan, ini bisa dibuktikan jika ditanyakan pada pekerja sales hotel, dan bisa dipastikan mereka akan banyak mengerti bahwa segment market OTA ini adalah trafik lokal.
Maka seperti hotel besar atau Chain Group Bisnis Lokal sudah mulai menggantungkan pendapatannya pada Traveloka, dengan rata-rata mereka (Traveloka) bisa menguasai trafik sekitar 60 persen dari total segment market hotel yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H