Bicara ekspansi startup nasional, setidaknya masyarakat patut bangga dikarenakan kini sudah ada 4 perusahaan rintisan yang sudah dikategorikan startup "unicorn". Hal ini disebabkan, jumlah total valuasi pendapatan mereka yang lebih mencapai 1 miliar dollar.
Dengan demikian setidaknya Indonesia bisa dikatakan mampu bersaing dalam lingkup ekonomi digital nasional maupun internasional, dan mudah saja diketahui mana saja perusahaan yang sudah disebut sebagai startup unicorn, yaitu Go-Jek, BukaLapak, Tokopedia, dan Traveloka.
Saking bangganya kepada 4 startup unicorn, Rudiantara yang kini menjabat sebagai Menkominfo pun menggantungkan harapan yang cukup besar. Yakni kedepan Indonesia bisa mencetak perusahaan rintisan awal besar lainnya.
Dampak positif pun sudah bisa dirasakan. Belum lama ini lembaga Demografi Universitas Indonesia (UI) merilis besaran kontribusi ekonomi yang dilakukan oleh Go-Jek. Yakni hasil survei menyebutkan, Go-Jek berkontribusi Rp8.2 Triliun per tahun ke dalam perekonomian nasional, melalui penghasilan mitra driver yang terdaftar.
Bahkan, diperkirakan negara mendapat dana tambahan sebesar Rp682 miliar per bulan, terhitung semenjak mitra pengemudi tergabung dalam aplikasi on-demand Go-Jek tersebut. Sehingga terlihat cukup positif memang dampak dari perkembangan teknologi saat ini, maka bukan hal yang aneh masyarakat pun mulai akrab dengan basis teknologi online.
Hasil data lebih dalam pun menunjukan, bahwa 89 persen konsumen mengatakan Go-Jek telah memberikan dampak indikator "Agak Baik" sampai dengan "Sangat Baik" bagi seluruh masyarakat secara umum. Terlebih menurut responden jika aplikasi jenis ride sharing ini terhenti, 78 persen responden mengatakan bisa berdampak agak buruk sampai dengan sangat buruk bagi masyarakat.
Dalam hal ini pun perlu diketahui, hasil survey yang dilakukan oleh lembaga Demografi UI diklaim telah menggunakan lebih dari 7500 responden. Dengan rincian 3.315 responden mitra Go-Jek roda dua, 3465 responden pengguna, dan terakhir ialah 806 responden yang bergerak di bidang UMKM.
Lebih jauh, responden yang dilibatkan merupakan mitra dan konsumen yang aktif dalam satu bulan terakhir. Kemudian sampel yang didapat ditetapkan sudah mewakili populasi mitra pengemudi, mitra UMKM, dan konsumen di sembilan wilayah. Yakni, Bandung, Bali, Balikpapan, Jabodetabek, DIY Yogyakarta, Makasar, Medan, Pelembang, dan Surabaya.
Sisi Lain Dampak Era Digital
Beberapa perusahaan e-commerce sempat menjadi keluhan miris bagi para pengusaha konvensional, salah satunya ialah usaha yang bergerak di bidang agent travel ataupun ticketing. Kondisi saat ini yang sudah dimudahkan dengan layanan smartphone membuat pengusaha travel konvensional gigit jari lantaran usaha yang digelutinya tergerus akibat ekspansi startup yang kian kuat dari segi modal maupun market yang mereka miliki.
Beralihnya sistem konvesional ke Online Travel Agent (OTA) membuat masyarakat mulai yakin akan kemudahan dalam mobilitas dan aktivitas keseharian. Bahkan dengan layanan berbasis online dapat memotong biaya admin atau jasa yang cukup besar, sehingga hal tersebut dapat memotong harga produk atau jasa jauh lebih murah.
Hal ini kemudian diutarakan oleh Wientor Rah Mada seorang pengamat bisnis yang sempat menuliskan tulisannya dalam website Bixbux pada 3 Maret 2018.Â