Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 47. Upacara Penghormatan Terakhir

20 Agustus 2024   11:23 Diperbarui: 20 Agustus 2024   11:30 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak tuan. Tentu saya tidak akan mengganggu mereka. Waktu tugas mereka juga telah di atur oleh Nyai Demang dan Sekar Sari. Setiap saat pasti ada petugas yang melayani kebutuhan prajurit."

Lelaki itu diam. Iapun segera duduk di tikar putih yang tergelar di kamar itu.  Meski malam telah melewati puncaknya, lelaki itu sama sekali tidak merasakan mengantuk. Namun ia enggan keluar kamar, untuk jalan-jalan di malam hari sebagaimana kebiasaannya. Kecuali ia masih asing dengan daerah Maja Dhuwur, kademangan ini juga baru di landa perang. Penjagaan masih rapat dilakukan di setiap gardu perondan.

Senopati berjalan menuju dapur. Wanita setengah tua menyambutnya dengan tangan menggosok-gosok mata. Rupanya wanita itu masih mengantuk saat menggantikan temannya bertugas. Dengan tersipu malu ia bertanya kepada senopati.

"Apa yang bisa saya bantu senopati ?" Kata wanita setengah tua itu.

"Apakah masih ada makanan kecil untuk tamuku ? Tolong buatkan pula minuman hangat dua bumbung. Antar ke ruanganku segera !"

"Baik tuan. Namun sisa jadah tadi siang mungkin sudah agak mengeras. Jika tuan mau bersabar, tunggu aku hangatkan jadah-jadah diperapian. Dikawani minuman sere hangat tentu enak."

"Baiklah. Terserah kamu saja. " 

Ketika senopati balik badan hendak kembali ke kamarnya, ia menatap seorang gadis yang berdiri dipintu butulan antara ruang tengah rumah ki demang dengan dapur. Gadis itu menguap lebar sambil mengangkat kedua tangan dan meregangkan tubuhnya. Senopati hanya tersenyum melihatnya.

"Baru bangun, Sari ?" Sapa senopati.

"Ohhh, senopati. Ya ya paman." Jawab gadis itu tersipu malu.

"Syukurlah, kebetulan kau sudah bangun. Antar makanan kecil dan minuman untuk tamu istimewaku ke kamar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun