Singa Lodhaya tak berani menyangkal pendapat-pendapat mereka. Â Ia sangat membutuhkan keterlibatan teman-temannya untuk menggempur kademangan Maja Dhuwur. Kademangan inilah yang tepat ia jadikan pangkalan untuk membangun kekuatan lebih lanjut kelak kemudian hari.
"Baiklah. Kita persiapkan pasukan kita besok pagi. Kitapun butuh istirahat malam ini, setelah dua hari kelayapan ke wilayah kademangan Maja Dhuwur." Kata Singa Lodhaya.
Segera sahabat-sahabat Singa Lodhaya beranjak dari tempat duduknya. Mereka lantas pergi ke gubug masing-masing. Beberapa cantrik mengantarkan makan malam ke masing-masing gubug itu.
Saat matahari merekah di pagi hari belum nampak penghuni pesanggrahan itu keluar dari gubug mereka. Halaman pesanggrahan nampak sepi. Hanya mereka yang bertugas di gardu perondan yang belum memejamkan mata. Mereka menunggu kawan mereka yang menggantikan bertugas siang itu.
Setelah lewat 'wayah tengange' ketika mentari melintasi puncak edarnya, terdengar suara kenthongan dipukul ganda berulang-ulang. Semua penghuni pesanggrahan berkumpul di halaman untuk mendengarkan pengumuman dari pemimpin mereka.
Singa Lodhaya berdiri di atas dahan pohon yang dirobohkan kemarin lusa untuk gubug-gubug yang didirikan. Dengan lantang ia berteriak menyapa anak-anak buahnya.
"Selamat siang kalian semua. Tentu kalian telah bosan menunggu kapan kita terjun ke medan menghancurkan musuh-musuh kita. Sekaranglah saatnya."
Terdengar suara gemuruh sambutan semua yang hadir di halaman itu. Mereka mengacung-acungkan senjata karena riangnya. Rata-rata orang-orang yang bergabung di pesanggrahan itu telah jemu menunggu kapan mereka bertempur.
Singa Lodhaya mengangkat tangannya. Bunyi gemuruh sorak-sorai anak buahnya berhenti.
"Jika demikian segera persiapkan semua barang kalian, sore ini kita berangkat ke Sambirame, dusun terdekat dari kademangan Maja Dhuwur. Jika telah ada tanda yang diberikan telik sandi kita untuk segera melibas kademangan itu, kita langsung turun ke medan perang. Kita babat habis semua pengawal. Kita rebut semua isi kademangan, dan kita duduki kademangan itu untuk jadi sarang baru kita.
Naah silahkan kemasi barang kalian. Jika tengara kenthongan berganda terdengar lagi kalian harus sudah siap berjalan menuju dusun Sambi Rame."