"Itulah yang ingin aku katakan padamu. Rupanya kau lebih cepat tanggap. Oleh karena itu aku serahkan kepada kalian untuk mengantar mereka." Kata Ki Ardi.
"Siap Ki, sore nanti aku akan mengantarkan mereka, setelah mendapat izin pimpinan kami."
"Lebih baik kalian berangkat sekarang, sore nanti tentu telah sampai. Rombongan ini perlu juga istirahat setelah melakukan perjalanan jauh. Nanti aku yang akan mengatakan kepada pimpinan kalian, kemana kalian pergi."
"Siap ki, kami akan berangkat segera."
Demikianlah sebentar kemudian sebuah rombongan orang-orang berkuda segera berangkat bertolak dari desa Gayam menuju kademangan Maja Dhuwur. Tidak ada hambatan sesuatupun dalam perjalanan, sehingga mereka sampai di kademangan tepat saat matahari akan tenggelam di ufuk barat.
****
Sementara itu di pesanggrahan Wanajaya, nampak empat orang pimpinan gerombolan telah hadir di sana. Beberapa cantrik sibuk membersihkan empat gubug untuk tempat peristrihatan para gembong itu. Tidak lupa mereka menyulut obor yang telah tersedia dengan api. Segera saja tempat itu jadi terang benderang.
Nampak wajah-wajah kesal terpancar di raut muka para gembong itu. Hati mereka tengah terselimuti rasa kecewa yang dalam. Upaya mereka mencari keterangan di mana tiga pusaka yang hilang dari tempat mereka menyimpan benda-benda itu, tak menemukan hasil.
"Kita bumi hanguskan saja kademangan itu." Kata Kelabang Gede.
"Jangan. Kita hancurkan pertahanan pasukan pengawalnya saja. Seluruh isi kademangan yang kaya raya itu sangat bermanfaat bagi perjuangan kita." Kata Singa Lodhaya.
"Rakyat Maja Dhuwur banyak yang kaya raya. Tentu mereka menyimpan benda-benda berharga yang banyak jumlahnya." Kata Srigunting pendekar dari lereng gunung Kendheng  yang baru  saja bergabung.