Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 31. Gudang Pusaka (Cersil STN)

20 Juni 2024   16:00 Diperbarui: 21 Juni 2024   22:13 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara di balai utama telah duduk empat tokoh utama golongan hitam. Aneka makanan telah dihidangkan di hadapan mereka, lengkap dengan minuman yang memabukkan. Masing masing didampingi wanita cantik yang meladeni semua kebutuhan para sakti itu.

Dalam situasi demikianlah, empat sukma hadir ke padepokan itu. Sejenak mereka menyaksikan pertunjukan tari yang seronok. Mereka hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

Sebentar kemudian mereka berpisah untuk melaksanakan tugas yang telah direncanakan. Sembada dan Sekar Arum menuju gumuk karang, Ki Ardi dan Nyai Rukmini masuk balai utama padepokan.

Ternyata benar di bawah gumuk karang itu terdapat lorong yang cukup besar. Manusia bisa masuk tanpa menundukkan kepala. Pada dinding-dindingnya terdapat beberapa obor yang menyala. Sembada dan Sekar Arumpun segera masuk.

Namun beberapa ratus depa dari pintu lorong tertutup batu yang sudah dipipihkan. Dengan badan sukma keduanya tentu tak dapat membuka pintu itu. Namun bukan berarti mereka tak dapat masuk. Terdapat lubang kecil yang bisa dilewati lebah di antara daun pintu dan dinding lorong. Lewat lubang itulah keduanya masuk.

Mereka tercengang ketika sudah berada di ruang rahasia padepokan itu. Aneka perhiasan terbuat dari logam mulia, emas dan perak, bertumpuk-tumpuk di sana. Diangkut lima puluh pedatipun belum tentu habis.

Sembada dan Sekar Arum terus masuk ke dalam. Terdapat ceruk yang agak dalam di dinding goa itu. Mereka melihat sebuah payung berwarna emas berdiri dalam plangkan yang terletak diujung ceruk. 

Di bawah plangkan terdapat bokor kuningan tempat bunga sesaji. Di sisinya beberapa batang dupa tertancap dalam pasir yang terwadahi bokor juga. Nampak dupa itu masih mengepulkan asap wanginya.

Keduanya segera melakukan sembah grana. Karena itulah Songsong Tunggul Naga yang hilang dari gedung pusaka Medang, yang bentuk dan warnanya telah dijelaskan Ki Ardi.

Namun mata Sekar Arum tertarik pada pusaka lain dipojok ceruk yang lain. Iapun berdiri dalam sebuah plangkan. Bentuknya sebuah tombak bertangkai pendek. Gadis itu segera mendekati benda itu.

Sekar Arum masih ingat saat kecil pernah bahkan sering melihat tombak, yang wujudnya seperti itu. Ia selalu berada di kamar tidur ayahnya, dekat sisi tempat tidurnya. Tombak itu pernah ayahnya sebut bernama Naga Kumala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun