Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 31. Gudang Pusaka (Cersil STN)

20 Juni 2024   16:00 Diperbarui: 21 Juni 2024   22:13 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu tak ada yang dikerjakan Sembada dan kawan-kawannya di goa persembunyian. Mereka menghabiskan waktu dengan berbincang-bincang. Sembada menceritak)an pertemuannya dengan Bonge Kalungkung dan Mang Ogel.

"Mereka berdua bertempur dengan sengit. Hampir setengah hari namun belum ada yang menang. Akhirnya justru Bonge Kalungkung yang meninggalkan gelanggang." Kata Sembada.

"Bonge Kalungkung mungkin kawatir kalian ikut terjun ke gelanggang. Dalam pertempuran yang seimbang, kehadiran seorang dari kalian akan mempengaruhi keadaan." Saut Ki Ardi.

"Kami tak berani memasuki medan, tanpa Mang Ogel memintanya. Takut beliau tersinggung."

"Dia tentu memilih perang tanding sampai akhir. Entahlah apa sebenarnya persoalan di antara mereka, sejak dulu Mang Ogel selalu memburu pendekar pincang itu."

"Ya. Bahkan ia membuntutinya sejak dari padepokan Bonge Kalungkung di lereng Semeru. Ia sebut padepokan lelaki pincang itu sudung, sarang babi hutan."

Ki Ardi dan Nyai Rukmini tertawa.

"Kami juga telah menemukan kemungkinan tempat disembunyikannya payung keramat Tunggul Naga, Ki"

"Benarkah ?"

"Yah. Di sebelah utara bangunan utama padepokan Lodhaya terdapat gumuk yang dijaga ketat oleh beberapa cantrik. Gunung kecil yang kemungkinan dari batu karang itu bisa jadi berlubang bagian bawahnya.  Kami menduga tempat itulah yang digunakan sebagai gudang, untuk menyimpan senjata-senjata atau pusaka keramat yang mereka curi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun