Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Ketupat, Sampai Kapan Bertahan?

18 April 2024   23:21 Diperbarui: 19 April 2024   00:49 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harga bahan kupat mahal.

Janur sebagai bahan pembuatan kupat kian lama kian mahal. Karena bahan ini semakin sulit diperoleh.

Harga sepuluh helai janur di pasar desa penulis pada hari pertama lebaran Rp. 6.000. Lima hari sesudahnya mencapai Rp. 12.000.

Anyaman kupat yang sudah jadi awalnya 9 ribu, namun merangkak dari hari kehari hingga Rp. 17 ribu. 

Kupat yang sudah berisi satu ikat berjumlah 10 buah harganya Rp. 70.000. Tidak boleh ditawar lagi.

Banyak pohon kelapa mati.

Di kabupaten Kediri populasi pohon kelapa semakin kecil. Banyak sekali pohon yang mati karena dimakan hama Wangwung. Sejenis hewan kumbang bangsa serangga.

Ciri pohon yang telah diserang hewan ini daunnya akan mengering, dan satu persatu jatuh bersama pelepahnya. Tinggal batangnya saja yang tegak menuding langit.

Banyak warga yang menyatakan bahwa hewan ini berkembang pesat sejak hadir pabrik penggergajian kayu di desa Sambireja. Sampah bekas gergajian menjadi medium larva kumbang perusak pohon kelapa ini.

Buktinya pohon kelapa yang mula mula terserang adalah pohon yang dekat dengan pabrik tersebut. Semakin tahun radiusnya melebar, mematikan tanaman petani yang sangat berguna ini.

Desa Jombangan, Pare, dulu pusat industri rumah tangga gula kelapa. Kini industri itu mati. Demikian juga legen yang biasa dijual di pinggir jalan di wilayah kediri berasal dari wilayah ini. Sekarangpun sudah tak lagi dapat ditemui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun