Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 17: Persiapan Perang (Cersil STN)

27 Maret 2024   21:10 Diperbarui: 2 Juni 2024   22:48 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika di timur nampak semburat cahaya kekuningan, Sembada sadar ia harus segera menghindar. Sembada tidak ingin Sekarsari mengenalinya.

Dengan ilmu peringan tubuhnya Sembada melenting tinggi dan jauh, kemudian membalikkan badan dan lari dengan cepatnya.

"Syetan belang jangan kau lari" kata Sekarsari mencoba mencegah lawannya pergi. Namun apa artinya kata kata, ia tidak mampu mencegah lawannya hilang dari pandangannya.
Sekarsari berhenti mengejar musuhnya. Ia masukkan pedang ke sarungnya dan bergegas berjalan plang.

Beberapa saat ia melangkah telinganya menangkap suara kentongan dipukul berramai ramai. Suara itu terdengar merata di seluruh kademangan.

Sekarsari bergegas mengayun langkahnya, bahkan kemudian ia berlari dengan cepat. Badannya terasa segar dan ringan, tenaganyapun seolah bertambah besar. Lompatan kakinya begitu kuat dan cepat, sebentar saja gadis itu telah memasuki induk kademangan.

Ketika ia sampai dihalaman rumahnya, sinar matahari telah menggantikan gelap malam. Beberapa orang yang melihatnya tiba tiba berteriak teriak dengan suara keras dan kencang.

"Sekarsari telah pulang, Sari pulang, Sari pulang."

Nyai Demang dan Ki Demang segera keluar rumah. Mereka begegas menghampiri gadis itu dan merangkulny. Nyai Demang menangis keras sambil memeluk gadis itu dengan eratnya.

Barulah Sekarsari sadar bahwa seluruh warga kademangan gempar karena mengira ia hilang. Bebunyian yang diperdengarkan penduduk adalah cara mencari dirinya agar lepas dari cengkraman hantu atau genderuwo yang menculiknya.

Selang beberapa saat balai kademangan ramai dikunjungi orang. Mereka ingin tahu apa yang terjadi atas Sekarsari. Terpaksa Sekarsari harus mengarang cerita tentang kejadian yang menimpa dirinya. Namun tentu saja ia tidak bercerita secara menyeluruh, bahwa lelaki yang dikejarnya menelanjangi dirinya.

Setelah warga yang berdatangan itu merasa puas mendengar cerita Sekarsari merekapun segera pulang. Sekarsaripun bergegas kebelakang hendak membersihkan diri ke pakiwan. Ketika ia mandi ia teliti semua bagian tubuhnya. Tak setitikpun yang mencurigakan. Demikian pula kemaluannya, ia tidak merasakan apa apa pada bagian tubuh yang harus dijaganya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun