Pemuda yang hatinya diliputi pertanyaan tentang datangnya anak Mbok Darmi segera minta diri kepada teman-temannya. Â Malam itu ia hanya menjenguk gardu perondan, tidak harus tinggal karena bukan gilirannya berjaga. Â Ia hanya meyakinkan bahwa teman-temannya tidak abai menjaga keamanan dusun.
"Kakang Sambaya mau pulang ? Â Di sini saja Kang menemani kami. Â Kita bisa main macanan di sini." Â Tanya salah seorang pemuda di gardu itu.
"Aku mau ke rumah Kartika." Jawab pemuda yang ternyata bernama Sambaya.
"Ke dusun Jambu ? Â Ada perlu apa kang ?"
"Tidak ada perlu apa-apa. Â Hanya menjenguk adiknya yang cantik." Â Kata Sambaya sambil tertawa.
"Wah,... ternyata pemimpin pengawal dusun kita sudah jatuh cinta rupanya."
"Hahaha, bisa saja kamu. Â Mana dia mau jadi biniku. Â Ayahnya orang kaya di Jambu."
"Cinta tidak memandang kekayaan Kang. Â Sabet saja. "
"Memangnya kerbau. Â Disabet "
Sambaya kemudian bergegas berjalan menerobos gelapnya malam ke arah barat. Â Dusun Jambu tidak jauh dari Dusun Majalegi. Â Keduanya masuk wilayah Kademangan Majaduwur.