"Baru sekarang kamu menemui simbokmu. Â Setelah lama sekali simbokmu hidup sendirian. Â Kemana saja kamu selama ini." Â Kata Sambaya.
"Aku pergi kesana kemari tanpa tujuan. Â Mengembara. Â Entah apa yang aku dapatkan. Â Mungkin ilmu menjala ikan seperti ini." Â Katanya sambil mengangkat jalanya yang nampak masih baru.
"Sebentar lagi ikan di sini pasti habis. Â Semua pemuda menirumu menjala ikan."
"Kenapa meniruku. Â Ini pekerjaan orang-orang yang tak punya sawah."
"Hahahaha...." Â
Kartika dan Sambaya kehilangan cara untuk menguak jatidiri Sembada. Â Sejak awal ia mengelak sebagai penolong mereka di hutan Waringin Soban. Â Namun Kartika yakin pemuda itulah yang dengan berani masuk ke lingkaran pertempuran berpedang dengan hanya memakai tongkat bambu.
"Meskipun kau tidak mengakui. Â Namun kami berdua datang kesini hanya ingin menyatakan terima kasih untuk pertolonganmu."
"Pertolongan apa tuan, aku tidak mengerti."
"Jangan sebut kami tuan, kita sama-sama kawula di Kademangan Majaduwur ini."
"Oh ya aku lupa. Â Apakah kalian orang Majalegi sini ?"
"Aku yang dari sini, Kartika dari dusun Jambu. Â Kami sama-sama pengawal kademangan. Â Aku menemuimu untuk memintamu ikut dalam barisan pengawal."