"Alhamdulillah, alhamdulillah. Aku sudah punya cucu." Ia belai kepala dan pipi anak lelaki itu.
"Namanya Sadli Nek. Dan adiknya Sari. Ia masih pulas tidurnya." Ujar Badrun.
Mbok Mirah melihat Sari. Ia belai rambut dan pipinya juga. Kemudian ia mengawasi anaknya.
 "Ternyata kau sehat-sehat saja. " Kata Mbok Mirah.
"Maafkan aku Mbok. Â Aku lalai memperhatikan simbok. Â Sampai rumah akan ambruk seperti ini. Â Selalu aku tunda-tunda keinginan pulang. Menikahpun tanpa sepengatuhan simbok." Kata Badrun sambil menunduk. Tatapan mata emaknya menghujam hatinya.
Mbok Mirah menarik nafas dalam. Tak habis-habisnya bibir tua itu mengucap syukur.
"Nggak apa-apa.  Semua sudah berlalu.  Sekarang semua doaku telah dijawab Tuhan.  Ramadan ini aku dikucuri berkah.  Bisa ketemu kau, menantuku yang cantik dan cucu-cucuku tampan dan canti juga."Â
Badrun merangkul emaknya. Â (Wahyudi Nugroho)
Pare, 25 Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H