Ketika ia masuk, apa yang memenuhi angan-angannya tidak terjadi. Semua diam melihat Soekarno yang berpeci. Mungkin mereka malah terpana melihat Soekarno kian tampan dan berwibawa. Energi positif Soekarno bekerja membungkam mulut usil kawan-kawannya.
Dalam kesempatan berpidato ia sampaikan ini.
Sejak saat itu peci jadi lambang pergerakan nasional pemuda Indonesia.Â
Dalam nubuat Jayabaya tertulis "titikane nganggo kethu bengi"." Tafsirnya jadi "ciri-cirinya / pertandanya pakai peci hitam". Jadi  kata bengi yang bearti malam dalam bahasa Jawa, dimaknai jadi hitam.
Memang nubuat atau ramalan jarang sama persis dengan kejadian. Â Sang pembuat masih memegang etika spiritualnya. Tidak boleh mendahului karsa Sang Adi Kodrati.
Tidak seperti pemimpin sekarang ini, etika moral diterjang, aturan hukum dibokongi. Kepentingan sendiri harus berjalan. (Bersambung)