Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peci dan Soekarno, Kecocokan Nubuat Jayabaya dan Sejarah

23 Maret 2024   09:04 Diperbarui: 23 Maret 2024   09:32 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika ia masuk, apa yang memenuhi angan-angannya tidak terjadi. Semua diam melihat Soekarno yang berpeci. Mungkin mereka malah terpana melihat Soekarno kian tampan dan berwibawa. Energi positif Soekarno bekerja membungkam mulut usil kawan-kawannya.

Dalam kesempatan berpidato ia sampaikan ini.

Dok. Banten pos
Dok. Banten pos

Sejak saat itu peci jadi lambang pergerakan nasional pemuda Indonesia. 

Dalam nubuat Jayabaya tertulis "titikane nganggo kethu bengi"." Tafsirnya jadi "ciri-cirinya / pertandanya pakai peci hitam". Jadi  kata bengi yang bearti malam dalam bahasa Jawa, dimaknai jadi hitam.

Memang nubuat atau ramalan jarang sama persis dengan kejadian.  Sang pembuat masih memegang etika spiritualnya. Tidak boleh mendahului karsa Sang Adi Kodrati.

Tidak seperti pemimpin sekarang ini, etika moral diterjang, aturan hukum dibokongi. Kepentingan sendiri harus berjalan. (Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun