Ketika ia masuk, apa yang memenuhi angan-angannya tidak terjadi. Semua diam melihat Soekarno yang berpeci. Mungkin mereka malah terpana melihat Soekarno kian tampan dan berwibawa. Energi positif Soekarno bekerja membungkam mulut usil kawan-kawannya.
Dalam kesempatan berpidato ia sampaikan ini.
Sejak saat itu peci jadi lambang pergerakan nasional pemuda Indonesia.Â
Dalam nubuat Jayabaya tertulis "titikane nganggo kethu bengi"." Tafsirnya jadi "ciri-cirinya / pertandanya pakai peci hitam". Jadi  kata bengi yang bearti malam dalam bahasa Jawa, dimaknai jadi hitam.
Memang nubuat atau ramalan jarang sama persis dengan kejadian. Â Sang pembuat masih memegang etika spiritualnya. Tidak boleh mendahului karsa Sang Adi Kodrati.
Tidak seperti pemimpin sekarang ini, etika moral diterjang, aturan hukum dibokongi. Kepentingan sendiri harus berjalan. (Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H