Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 4, Cambuk Pusaka

17 Maret 2024   22:12 Diperbarui: 29 Agustus 2024   13:00 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

CAMBUK PUSAKA NAGAGENI

Oleh : Wahyudi Nugroho

Tidak terasa sudah lima belas hari pemuda itu terkurung dalam goa.  Semua jurus dasar telah ia kuasai, berulang kali ia memperagakannya dengan merangkai satu jurus dengan jurus lainnya, dalam satu gerak permainan yang sangat menakjubkan. Kecepatan geraknya semakin tinggi, tenaganya juga semakin besar.

Namun ia tidak bisa mempraktekkan jurus-jurus itu dalam sebuah pertarungan.  Tidak ada lawan sekarang di dalam goa itu.  Ia hanya sendiri.  Berlatih tanpa lawan, hanya membayangkannya saja menyerang dan mengelak, jelas akan membosankan.  Maka gambar-gambar di bagian dinding itu tidak ia praktekkan.  Ia hanya mengamatinya saja, dan mencobanya untuk mengingat-ingatnya dengan mendalam.

Perhatiannya beralih ke gambar-gambar petunjuk meningkatkan tenaga dalam dan peringanan tubuh.  Hari-hari berikutnya ia berlatih bagian itu.  Pagi hari ia melatih jurus-jurusnya dengan pelan, disertai dengan pengaturan nafas dan pengerahan tenaga. Meski gerak-gerak itu pelan dan sederhana namun cepat sekali menguras keringat.  Sebentar saja tubuhnya telah basah oleh peluh yang keluar dari pori-pori kulitnya.  Kerongkong#annya juga cepat sekali terasa kering.

Pemuda itu lantas meneguk air di goa itu.  Setelah hilang rasa hausnya ia mengulang kembali usahanya meningkatkan tenaga dalam.  Lama-lama ia rasakan setiap kali melakukan gerakan semacam itu, terasa ada aliran tenaga keluar dari perutnya di bawah pusar.  

Mula-mula aliran itu kecil sekali, namun sejalan dengan lamanya waktu berlatih, terasa aliran itu semakin besar.  Aliran tenaga itu mempengaruhi gerak tangan dan kakinya dalam mempraktekkan jurus-jurus perguruannya.

Di sore hari pemuda itu menitik beratkan latihan pada kecepatan geraknya.  Ia ambil bebatuan yang sebagian telah menutup lubang pintu goa itu, ia tata melingkar berjarak beberapa langkah antar masing-masing batu.  

Ia gunakan batu-batu itu untuk alas meloncat-loncat dari satu batu ke batu berikutnya, dalam gerak lari memutar sebagaimana batu-batu tertata dalam bentuk lingkaran.  Mula-mula ia meloncat-loncat pelan, namun lama-lama geraknya semakin cepat dan cepat.

Kadang-kadang ia meloncat agak jauh melewati jarak satu batu, demikian seterusnya ia berputar-putar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun