Setelah makan ia berisitirahat. Â Sambil duduk dipinggir amben bambu ia gerak-gerakkan kaki. Tiba-tiba tumitnya menyenggol benda di bawah amben bambu. Â Iapun menengoknya, ternyata di bawah amben itu terdapat sebuah peti kecil. Â Ia tarik benda itu keluar, dan ia buka tutupnya. Â
Nampak di dalamnya terdapat dua jenis senjata. Â Dua buah pedang tipis kembar, dan sehelai cambuk berwarna merah. Â Ia ambil cambuk itu, panjangnya sekitar satu setengah depa. Â ia gerakkan tangannya untuk melecutkan cambuk itu. Maka terdengar suara ledakan yang keras menggema di dalam goa.
Ia pandangi benda itu sebentar, kemudian memasukkan kembali ke dalam peti. Â
Ia tidak tertarik dengan pedang itu, pasti pedang itu dibuat untuk digunakan seorang wanita. Â Pedang itu tipis dan lentur, bobotnyapun sangat ringan. Â Cocok untuk dimainkan seorang wanita yang tidak perlu tenaga besar.
Tak ada niat tumbuh dalam hati Sembada untuk keluar dari goa itu. Kini perhatiannya semakin bulat untuk mempelari ilmu yang tergambar di dinding. Ia ingin menguasai semuanya sampai tuntas. Jika nanti bisa keluar goa ia telah menyempurnakan bekal ilmunya sampai tuntas.
"Puncak ilmu yang tergambar pada gambar terakhir di dinding goa ini harus bisa aku kuasai" demikian tekad hatinya.
Sembada bangkit dari tempat duduknya. Ia merasa sudah cukup lama beristirahat. Makanan dalam lambungnya tentu telah turun, tak mungkin perutnya sakit bila ia berlatih lagi.
Demikianlah sebentar saja ia telah menggerakkan tubuhnya. Mengulang-ulang semua jurus yang telah dipelajari, mulai dari awal hingga akhir jurus. Baik yang telah ia pelajari di padepokan maupun jurus lanjutan yang tergambar di dinding goa.
Tak ada bosan-bosannya Sembada melakukan itu, meski telah berpuluh-puluh kali ia lakukan. Tubuhnya telah basah lagi oleh keringat, yang mengucur deras dari setiap lubang pori-pori dipermukaan kulitnya.
Kini Sembada telah dapat meningkatkan kecepatan geraknya. Dalam satu kedipan mata ia mampu menggerakkan dua sampai tiga jurus. Geraknya indah seperti kesatria yang tengah memperagakan tarian perang yang dahsyat.
Gerak tangan dan kakinya seolah mampu menyibak udara dalam sekejab. Menimbulkan bunyi yang semakin lama semakin keras. Pertanda ilmu tenaga dalamnyapun juga semakin meningkat.