Ia lanjutkan pengamatannya, setelah gambar-gambar tentang berbagai jurus, di dinding yang lain ia saksikan gambar penggunaan jurus itu dalam sebuah perkelahian. Â Kemudian permainan jurus dengan menggunakan senjata. Â Yang terakhir adalah petunjuk untuk meningkatkan tenaga dalam, ilmu meringankan tubuh, dan membangkitkan tenaga sakti dalam diri serta menyalurkannya ke anggota badan.
Pemuda itu beristirahat sejenak, setelah mengamati semua gambar di dinding goa. Â Tumbuh beribu pertanyaan terhadap kakek tua itu. Â Apa maksudnya mengurung dirinya di sini ? Â Di dalam goa yang ternyata merupakan kitab perguruannya ? Â Ia mengingat-ingat lelaki tua itu sejenak. Â
Namun ia terhenyak, teringat perkataan kakek tua itu saat dirinya mengumpatinya.
"Ilmumu masih dangkal. Â Kau harus mengumpulkan lagi perbendaharaan ilmu sebelum melawanku."
Akhirnya pemuda itu sadar, kakek itu tidak berniat untuk membunuhnya dengan mengurungnya di goa ini, tetapi ia mengharapkan dirinya menambah perbendaharaan ilmunya. Belum seluruh ilmu ia kuasai dari perguruannya, terbukti dari gambar-gambar ini, ia baru mempelajari sepertiganya saja.
"Baru seupil ilmu kenapa diri ini sudah merasa hebat, Â benar kata kakek itu bahwa aku pemuda sombong." Katanya dalam hati.
Pemuda itu bangkit dan berjalan lagi mendekati titik awal gambar-gambar itu. Â Iapun mengulang kembali pelajaran dasar yang telah dia kuasai. Â Semula ia lakukan satu persatu, masing-masing jurus ia peragakan. Â Ia pelajari lagi jurus itu di mana istimewanya dan di mana kelemahannya. Â
Kemudian bergerak merangkai satu jurus dengan jurus lainnya. Sehari penuh ia hanya mampu melatih kembali sepuluh jurus, padahal di dinding terdapat sekitar delapan puluh jurus dasar. Berapa bulan ia harus sendirian di goa ini ?
Ketika capek ia istirahat, dengan duduk atau berbaring di lantai goa. Â Jika haus ia tinggal mengambil air dengan menadahkan kedua tangannya kemudian menghirupnya hingga puas.
Seharian pemuda itu hanya mengisi perutnya dengan air, namun entah kenapa ia tidak merasa lapar.
Malam hari ia tidak bisa menyaksikan gambar-gambar itu. Â Apa yang bisa dilakukan adalah mengulang kembali apa saja yang telah ia lakukan tadi siang. Â Tidak bosan-bosannya ia mengulang-ulang sebuah gerakan, sambil terus otaknya bekerja, mengamati dan membayangkan kemungkinan penggunaan jurus itu. Â