Ruangan gempar. Tepuk tangan membahana. Bahkan ada yang berdiri sambil melonjak lonjak. Hendro berjalan terseok seok kembali ke tempat berdiri semula. Celananya agak melorot, celana dalamnya berwarna pink sedikit mencuat terlihat semua mata. Gadis gadis tertawa cekikikan sambil menutup mulutnya.
Setelah ruangan kembali tenang, baru si gadis berjalan ke tengah. Ia berdiri persis di tempat Hendra tadi mem-perkenalkan diri.
"Cool cool, kita dinginkan suasana. Agaknya ada yang terselomot hatinya pagi ini. Mendengar kesan dan pesan Hendra tadi. Agar kembali dingin, aku lantunkan sebuah tembang Jawa. Sebait pupuh Wirangrong "
Gadis itupun kemudian melantunkan sebait tembang macapat. Suaranya merdu dan mampu menghipnotis audien hingga semua diam dan terpaku.
Den samya marsudeng budi.
Weweka dipun waspaos
Aja dumeh, dumeh bisa muwus
Yen tan pantes ugi
Senajan amung sakecap
Yen tan pantes  pernahira
Audien bertepuk tangan meriah "keren, keren".  Gadis itu mengangkat tangan. Seketika  audien  diam.