Jantungku berdegup kencang. Tidak. Aku tidak boleh terlihat mencolok.
"Tentu saja"
"Aku tidak ingin kau menyesal karena tidak sempat menemuiku."
Sial. Beberapa detik kemudian deretan emoticon, tertawa mengejekku.
~~~
Aku gila. Ya, aku pasti sudah benar2 gila. Ku hembuskan nafas perlahan, hati dan pikiranku masih harus disinkronkan. B2uty gath baru dimulai besok, masih ada waktu sampai aku menemukan rumahnya. Aku tersenyum puas. Kali ini akan kubuat dia terkejut, seperti yang biasa ia lakukan padaku. Aku harus minta maaf pada puu untuk misi terselundupku ini. Tak masalah, asal gath besok aku bisa hadir. Toh ini bonus bagiku.
Makassar lebih panas dari yg kuduga. Dan macet. Untungnya sopir taksi yg kutumpangi cukup menyenangkan. Kami berbincang sesekali. Atau jika melewati tugu atau bangunan tertentu ia akan bercerita laiknya tour guide.
"Kalau sudah melewati gedung phinisi berarti kita sudah dekat mbak" ucapnya seolah tahu kejenuhanku. Aku tersenyum lalu mengangguk kecil, "santai saja pak, saya sekalian mau lihat suasana makassar"
Supir taksi itu mengacungkan jempolnya lalu kembali bercerita. Ngalor~ngidul. Tentang banjir, macet, hutan kota yg banyak ditebang untuk pelebaran jalan, hingga kejahatan begal yg juga marak di makassar.
"Pacarnya ya mbak?" Tiba2 supir itu membelokkan pembicaraan. Aku sempat kaget sebelum akhirnya tersenyum
"Teman" balasku pendek, perjalanan dari bandara lumayan menguras semangatku. Di depan kulihat gedung phinisi berdiri menjulang. Cukup megah, tapi sepertinya Kampus ini terlalu dekat dengan jalan. Pasti sangat riskan, apalagi mahasiswa makassar gemar berdemo.