Tung.
"Apa benar dia? Wah selamat ya" ucapnya dalam sebuah pesan dengan deretan emoticon mengejek.
"Son dongwoon? Jogja? Apa kau pikir itu masuk akal?" Tulisku
"Siapa yg tahu?" Balasnya cepat, "mungkin dia liburan"
"Kau sudah harus mengecek kewarasanmu"
"Percayalah, kau akan senang kalau dia benar-benar ada di sana" godanya senang
"Itu lebih terdengar seperti fanfiction bagiku"
"Tidak masalah" Dia masih mengetik sisa pesannya, "asal membuat seseorang bahagia, tidak masalah jika itu hanya kisah fiktif"
Aku terpaku. Apa, apa sebenarnya yg dia pikirkan.
"Kau tidak membalas pesanku? Baiklah. Selesaikan kuliahmu segera. Kalau bukan untukmu, setidaknya untuk mereka yg menyematkan harapannya padamu."
Kalimat itu, sedikitpun aku tak bisa mengenyahkannya. Meski tak suka, harus kuakui, nasehat itu sepenuhnya benar.