Mohon tunggu...
Wahyu Amuk
Wahyu Amuk Mohon Tunggu... Jurnalis - Goresan Perantau

Journalist, Traveller, Blogger, Designer, dan penikmat kopi serta hujan dengan secarik kertas di penghujung petang.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Festival Siti Nurbaya 2016, "Alek" Edukasi dan Pelestarian Budaya Minangkabau

28 September 2016   21:51 Diperbarui: 29 September 2016   20:37 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkait penilaian, Rizal selaku tim juri perlombaan dari rumah makan ternama di kota Padang mengatakan bahwa yang dinilai dalam lomba manggiliang ladotersebut yaitu kekompakan peserta, teknik menggiling cabai, tekstur cabai, rasa cabai, serta kostum dan penampilan peserta. Lombamanggiliang ladoini diadakan untuk melestarikan budaya daerah Minangkabau untuk menghasilkan masakan yang maknyus.Hal ini karena Minangkabau sangat terkenal dengan kulinernya yang super lezatse-Nusantara, bahkan rendang menjadi salah satu masakan terlezat di dunia.

Ia pun menjelaskan Manggilaing ladomerupakan salah satu budaya Minangkabau, yang harus dilestarikan, dan kita ajarkan kita generasi muda. karena sangat berbeda rasa ladoyang digiling dengan tangan dan ladodengan olahan mesin. Padahal Minangkabau sangat terkenal dengan masakannya yang lezat, dan serba pedas.

Tidak hanya sampai disitu, pada perhelatan FSN 2016, Jenifer juga tertarik mengikuti lombamamanggua karambia(memarut kelapa). Ia memulai dengan duduk bersimpuh sebagai duduk adat-beradat dan tangkuluakkhas budaya Minangkabau, ia pun mulai “menggoyang” kan karambiadi mata pisaukukurandengan senyum dan tertawa renyah.

Kemudian, selain Jenifer dari Amerika Serikat, FSN 2016 juga dikunjungi oleh sekitar 30 orang wisatawan dari negara Jerman. Beberapa orang dari Jerman pun ikut mencoba sensasi Manggiliang Ladodan Mamanguah Karambia.Salah satunya, Hana, remaja berambut pirang ini sangat senang bisa mencoba budaya tradisional Minangkabau tersebut. Begitu pula dengan Timo, sangat antusias, semangat, dan tanpa malu-malu mencoba Manggiliang Ladodan Mamanguah Karambiatersebut. Mereka sempat mengakui kuliner khas Minangkabau sangat enak, hanya saja kota Padang “very hot” ucap mereka.

Sementara Nana, salah seorang juri dari panitia mengatakan bahwa penilaian lomba mangukua karambiaini dilihat dari kekompakkan, teknik memarut, tekstur dan kehalusan sari kelapa yang dihasilkan, serta hasil parutan di tempurung atau batok kelapa. Hal ini karena menurut alumni sastra Universitas Andalas (Unand) ini, santan yang dihasilkan sesuai dengan teknik mangukua-nya.

Ia pun memaparkan bahwa zaman sekarang banyak generai muda yang tidak pandai memarut kelapa, kadang asal-asalan saja, kadang karena malas beli santan di luar. Padahal dari teknik memarut itu terlihat kemurnian santan yang dihasilkan. Santannya lebih banyak, masakan pun jadi enak. Ia sangat mengharapkan agar budaya manggiling ladodan mamanggua karambiatidak hilang begitu saja dalam diri generasi muda, anak ranah Minangkabau.

Selain wisatawan asing, wisatawan lokal dari daerah luar Sumbar pun merasa tertarik dengan perhelatan FSN 2016 ini. Salah satunya, Wady Pratama yang berasal dari negeri Sriwijaya, Palembang Sumatera Selatan (Sumsel). Ia mengakui sangat antusias dengan berbagai agenda yang diadakan oleh pemerintah kota Padang, termasuk FSN 2016.

Ia pun menyebutkan, bahwa Sumbar merupakan salah satu provinsi yang menyajikan berbagai keunikan budaya, yang tidak ditemukan pada daerah lainnya. Jurnalis yang bekerja di salah satu stasiun radio kota Palembang ini pun mengatakan bahwa selain alamnya yang indah, masyarakatnya yang ramah, beragam budaya mampu memanjakan para pengunjung atau wisatawan.*

#Tulisan ini sebagai salah satu tulisan memenangkan juara I lomba Blog Festival Siti Nurbaya 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun