Mohon tunggu...
Wahyu PurnomoAji
Wahyu PurnomoAji Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pemerhati masalah Sosial dan Lingkungan Hidup

Komunitas Guru Kebinekaan YCG Jakarta, Pendidik di SMK Fransiskus 1 YSF Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Nikel Indonesia di Antara Pasar Global AS dan China

8 Mei 2020   15:15 Diperbarui: 8 Mei 2020   15:24 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Para pengusaha eksportir bijih nikel di Indonesia tentu saja ada yang merasa dirugikan sehingga memicu krisis sosial. Kesempatan inilah yang digunakan untuk mempengaruhi masyarakat kita yang masih primordial dan lugu sehingga mudah dipengaruhi untuk berfikir rasisme salah satunya dengan menggaungkan isue lama yaitu gerakan anti china.

Mengapa Pemerintah melarang eksportir bijih nikel ? alasan utamanya dianggap  kurang efisien dan efektif dikarenakan kandungan nikelnya masih rendah serta minim proses & nilai tambah, sebagai contoh dalam 1 ton bahan mentah biji nikel  yang dieksor ternyata hanya 1,6 % saja kandungan nikelnya atau hanya beberapa kilogram nikel murni yang bisa diambil, hal ini tentu berdampak dalam pengangkutan. 

Oleh karena itu semenjak adanya larangan eksport tersebut Industri di negara kita yang masih tradisional diharapkan bisa mencukupi pasokan nikel dalam negeri sehingga tidak terjadi defisit.

Kebijakan ini akan menaikkan nilai tambah dan meningkatkan devisa negara dari 600 juta US Dollar menjadi 6 Milyar US Dollar. Sungguh angka yang fantastis karena hal ini tentu saja menguntungkan Indonesia secara luas guna memenuhi hayat hidup orang banyak.

Harga nikel dunia terus melaju pesat semakin tinggi setelah disokong oleh naiknya ekspetasi permintaan pasar global guna memenuhi komponen baterai pada kendaraan listrik. Tambang nikel adalah sumber utama pembuatan baterai lithium untuk industri otomotif dimasa depan. Jadi isue adanya penolakan TKA China tidak menutup kemungkinan adalah permainan asing mengadu domba rakyat Indonesia atau kemungkinan lain beberapa pengusaha eksportir pertambangan nikel yang ikut menjalankan aksi konspirasi tersebut.

Pemerintah bermaksud menarik investor asing yang telah memenuhi syarat baku mutu industri dengan menerapkan teknologi yang maju dan ramah lingkungan, dengan demikian diharapkan para pengusaha industri di China akan merelokasi atau memindahkan industri mereka ke Indonesia. Hal ini tentu saja harus didatangkan juga tenaga ahli dan pekerja yang terlatih dari sana.

Saat ini sedang hangat beritanya tentang penolakan investor Tiongkok oleh sebagian masyarakat kita dengan didatangkan 500 TKA (tenaga ahli) untuk perusahaan dari China pada tambang semelter nikel di wilayah propinsi Sulawesi Tenggara. 

Meskipun Pemerintah dalam hal ini Menteri Perhubungan dan Menteri Hukum dan HAM telah membuat peraturan tidak diperbolehkan lagi adanya penerbangan baik keluar maupun ke dalam negeri kecuali untuk kepentingan pengangkutan barang atau cargo serta repatriasi warga negara melalui kedutaan besar terkait pandemi virus Covid 19. 

Demikian pula dalam hal ijin keimigrasian Menteri Hukum dan HAM juga intinya menolak adanya ijin visa masuknya warga negara asing, tetapi sebagian masyarakat kita yang kurang melek informasi masih saja menghembuskan adanya isu sara persoalan adanya TKA China yang akan masuk dan bekerja di Indonesia.

Nah, Eropa dan AS punya kepentingan. Ingat, sejarah, VOC memakai politik devide et impera dan berhasil menjajah Indonesia selama 350 tahun. Sepertinya saat ini juga sedang dihembuskan issue tersebut apalagi pengaruh dan dampak Pilpres masih hangat mengendap dalam pola fikir sebagian besar masyarakat kita.

Buntut terhambatnya TKA masuk ke Indonesia dikarenakan adanya penolakan maupun penangguhan sementara oleh beberapa tokoh dan sebagian masyarakat juga oleh Pemerintah RI berdampak tersendatnya pembangunan fasiltas Smelter pertambangan China yang merupakan fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan nikel hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku pada produk akhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun