Jujur, kita tidak bisa lari dari hidup ini. Karena sejak kita menerima takdir hidup di bumi. Kita sudah dalam takdir yang begitu beragam. Sadar atau tidak, tahu atau tidak, dan mau atay tidak. Kita berada di kehidupan yang tak pernah sama kita jamin 100% seperti apa. Kita hidup dengan proses yang sangat panjang dan rumit, dengan beragam cara kita menebak takdir kehidupan. Kita hanya tahu satu hal dalam hidup, bahwa semua hal yang kita lalui, semua hal yang kita tertawakan, semua hal yang kita nikmati, dan semua hal yang kita takuti, akan suatu masa ia akan berlalu.Â
Semua akan berlalu, dan kamu dan aku harus tau itu. Kita adalah sekumpulan harapan yang ingin sekali setiap hari memeluk kebahagiaan, dan berlindung dari penderitaan. Kita, dalam setiap harinya ingin sekali menikmati proses yang sangat panjang untuk sekedar berbahagia, entah sendiri atau bersama orang-orang tercinta. Namun berusaha menghindari rasa sakit dan kecewa atas diri yang gagal, atau selepas di kecewakan.Â
Sebagaimana apa yang di ucapkan oleh seorang pemikir atau filsuf Yunani bernama Herakleitos, mengatakan bahwa hidup tidak pernah seperti hal yang sama setiap kalinya. Hidup, seperti bagaimana setiap waktu akan terus menerus berubah. Tidak ada yang menetap, semua moment, hal, dan apa yang ditemui dan dilakukan akan terus menerus berubah. Umur, seseorang, dan bahkan waktu pun akan berubah. Setiap orang tidak mungkin akan melewati sungai yang sama pada langkah kedua kalinya, sungai yang pertama bukan sama seperti sungai yang dilewati kedua. Karena, sudah banyak hal yang berubah setelah Melewati yang pertama.Â
Adapun dalam kisah yang umum sekali di dengar, dimana seorang nabi sekaligus raja bernama raja Solomon atau raja sulaiman, ia memiliki satu cincin yang sangat terkenal diberikan oleh para Penasehat terbaiknya, dalam cincin itu tertuliskan "semua ini pasti berlalu". Sehingga disinilah nabi sulaiman memahami hidup dengan keberlimpahan harta tidak membuatnya sombong, melainkan menyadari semua itu hanya titipan, dan suatu masa yang tak diketahui, bisa saja Tuhan mengambil semuanya dalam sekejap mata.Â
Semua akan berlalu, sebagaimana kisah dalam contoh sebelumnya. Kita semua, memahami bahwa hidup bukan soal bahagia, sedih, tawa, tangis, dan luka yang menetap. Tetapi, hidup adalah sebagaimana jauhnya kita dewasa menghadapi setiap masalah dengan bijak, dan seberapa faham atas kecukupan rasa syukur atas berbagai nikmat. Semua akan berlalu, dan semua akan berdatangan dan sekaligus ada masanya akan pergi
Semua itu adalah moment hidup yang telah Tuhan rencanakan untuk kita. Aku dan kamu adalah kita, dan setiap kita punya porsi dan waktu untuk semuanya, kusebut itu takdir dan kusebut cara menjemputnya dengan usaha.
Ditahun 2025 inilah moment ini perlu di bangun kembali, belajar menjadi manusia yang lebih dewasa, apa yang paling penting dari tahun 2025 adalah menjadi seorang manusia yang tumbuh dewasa dengan berbagai cerita-cerita bahagia dan luka. Semua beriringan, bersama bagai api yang membara. Namun jangan sampai melukai, melainkan memberikan kehangatan dalam kedinginan kehidupan. Belajar banyak hal, lalu dapatkan banyak hal juga. Karena hidup bukan sekedar hidup jika kita tidak ingin menjadi babi hutan yang sekedar hidup. Maka, maknai itu sejauh mungkin untuk tumbuh menjadi orang hebat di masa depan.Â
Tahun 2025 ada harapan besar yang ingin di bangun penulis secara khusus, yakni tentang diri yang sudah berterima kasih menjalani tahun-tahun dengan beragam cerita. Sehingga tahun baru ini, ada kisah perjalanan seorang diri yang ingin terbang bebas, menghempaskan sayap tanpa takut merasa patah sayap, ketakutan pada marahnya seseorang, sampai dengan enggan takut merasakan kehilangan. Tahun 2025, mari menyiapkan diri untuk terbang seorang diri dengan versi terbaik dan sebaik-baiknya.Â
"Seringkali, kebodohan ku lebih banyak menyiapkan bagaimana aku harus terus menerus bahagia daripada menyiapkan apa yang harus aku lakukan untuk menghadapi rasa kecewa".
Aku ingin terbang dengan seseorang, keangkasa yang tak berujung pulang. Aku pernah terbang dengan tujuan tak karuan, hanya untuk soal cerita yang dikenang.Â
Aku terbang dengan arus melawan. Tidak peduli entah hembusan seperti apa didepan mata. Aku nihil dan keras kepala membawanya terbang, setiap jalan terlihat warna indah. Lalu, kebagikan itu dengan seseorang bersamaku terbang, lalu kemudian, ia hilang sambil mematahkan sebelah sayapku hingga sekarang.Â