Ketika kita mendengar kata Darwin saja, dan meyakini bahwa teori evolusinya benar, maka kita dianggap sesat dan tidak memahami ilmu pengetahuan. Padahal Darwin sendiri berangkat dari ilmu pengetahuan dan eksperimen eksperimen lanjutan dari tokoh peneliti sebelumnya. Namun ada saja orang yang mengatakan bahwa teori Darwin sini salah. Bisa kita sepakati bahwa teori dari sini salah dan menarik kesimpulan dari hal hal yang salah namun metode yang benar.Â
Namun kita harus membuktikan Apakah dari sudut mana Darwin ini salah, kemudian menyalahkan nya dari segi ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, terkadang manusia memandang teori ilmiah memiliki kesalahan dari keraguan sudut pandang agama. Sehingga mudahnya munculnya kontradiksi ataupun problematika, dikarenakan kita tidak memahami bagaimana konsep ataupun konteks sudut pandang yang digunakan untuk membuat suatu kesimpulan tersebut. Apalagi teori Darwin tidak bersifat mutlak yang di mana teori evolusi tersebut adalah teori ilmiah yang bisa di Falsifikasi kebenaran nya.
Apalagi ini akan berangkat dari sudut pandang agama. Yang jelas-jelas mengatakan bahwa manusia tidak berasal dari kera, melainkan dari manusia itu sendiri. Namun perlu ditekankan lagi bahwa segala hal yang ada di muka bumi ini butuh proses. Dan Tuhan pun menjadikan manusia bingung dengan asal usulnya untuk menentukan siapa nenek moyang mereka secara asli.Â
meski dikatakan melalui evolusi, Walaupun cara atau proses itu akan lama kita temukan dikarenakan pengetahuan manusia yang terbatas untuk menemukan jawaban-jawaban yang lebih objektif dan universal. Ketidakpuasan manusia atas jawaban-jawaban tersebut terus dilakukan penelitian lebih lanjut lagi tanpa henti. Sehingga inilah yang membantu manusia untuk mengidentifikasi dirinya untuk menciptakan disiplin disiplin ilmu lain yang kita kenal hingga kini sebagai ilmu pengetahuan. Dari mana itu berasal dari Tuhan sendiri yang memberikannya dan manusia sendiri yang mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kembali kepada teori Darwin bahwa kita terlalu memandang teori tersebut terlalu berstereotip negatif dari satu sudut pandang saja. Padahal jika merunut dan mengkaji semakin jauh lagi, kemudian memahami interpretasi dari tulisan-tulisan Darwin. maka kita tidak akan berpikir bahwa manusia berasal dari kera dan Darwin pun tidak akan memikirkan bahwa manusia berasal dari kera Secara teori yang gamblang di fahami oleh setiap orang. Ini memang tergolong termasuk kedalam kontradiksi pembaca ataupun orang yang di luar dirinya yang mengintervensi kan teori evolusi Darwin dengan kesalahpahaman (miskonsepsi).
Jika pun kita memahami teori Darwin bahwa manusia bukan berasal dari kera dan itu adalah jawaban objektif saat ini. Dan itu juga berkorelasi dengan agama dan memicu tidak adanya pertentangan. Maka kita akan membuat kesimpulan seperti itu untuk sementara waktu untuk menghasilkan dogma.Â
Namun ilmu pengetahuan akan menentang hal itu semua. Dikarenakan ilmu pengetahuan bersifat dinamis sedangkan agama bersifat final dan memiliki dogma dogma yang telah tertulis (dalam kitab suci) sehingga itulah yang menjadi kemutlakan yang memang sejatinya benar.Â
Namun hal itu perlu disadarkan lagi, Darwin memang dikatakan seorang atheisme. Yang menganggap bahwa Tuhan itu tidak ada dan agama hanya buatan manusia. Namun yang perlu dijelaskan lagi bahwa dia tidak pernah menarik kesimpulan tentang justifikasi keberadaan tentang ilmu pengetahuan manusia berasal dari kera, ataupun manusia sendiri berevolusi dari spesies kera.Â
Melainkan dia hanya menyeleksi identitas-identitas dari komparasi antara semua makhluk hidup melalui seleksi alam. 2 buku tersebutlah yang menjadi representasi dari argumentasi teori evolusi Darwin yang telah terjun ke lapangan langsung. Jika terjadinya kontradiksi ataupun kesalahpahaman yang sebelumnya sudah dijelaskan. Maka pahamilah secara lebih objektif lagi maksud dan tujuan dari 2 buku teori Darwin itu. Jika ingin menentang argumen tersebut pula. Lebih relevansi menentangnya dengan basis ilmu pengetahuan ilmiah pula, agar semua orang bisa menerimanya secara logis bahwa argumentasi anda untuk menfalsifikasi teori evolusi Darwin lebih relevansi.
Jika pun membantah dengan ayat-ayat kitab suci. Maka ini akan masuk ke dalam basis Bagaimana agama itu memandang hal itu. Namun sudah diterangkan bahwa eksistensi manusia dan hewan-hewan lainnya memang berbeda dan itulah yang dinyatakan oleh Darwin sendiri. Sehingga bisa dipastikan teori evolusi Darwin dan kitab suci tidak ada yang pertentangan sama sekali. Namun yang harus di dekonstruksi sekaligus di rekonsiliasi adalah interpretasi kita terhadap teori evolusi Darwin itu sendiri yang menganggap bahwa stigma teori tersebut berpandangan berkontradiksi dengan agama.
Namun disini penulis tidak akan memberikan kesimpulan tentang apa yang harus diambil oleh pembaca. Apakah publik harus membenarkan teori Darwin atau tidak Itu tergantung setiap individual. Argumentasi argumentasi yang dipaparkan merupakan hasil dari analisis penulis, sehingga tidak ada hak dari penulis untuk memaksakan keputusan ataupun pilihan dari pembaca. Namun harus menjadi pembaca yang bijaksana, mampu untuk memfilterisasi segala hal yang masuk dan segala doktrin-doktrin yang diberikan.Â