the Origin of Species pada tahun 1859 dan The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex pada tahun 1871 merupakan dua buku Magnum opus dari karya Charles Darwin. Biasanya kita tidak akan asing mendengar nama tersebut. Walaupun stereotip terhadap Darwin memang cenderung mengenai teori evolusi makhluk hidup. Dalam pemahaman yang begitu sempit, kita membuat sebuah kesepakatan-kesepakatan kesimpulan bahwa teori evolusi Darwin menganggap bahwa manusia berasal dari kera.
Inilah yang perlu di dekonstruksi ulang mengenai teori tersebut. Kesalahpahaman kita mengenai teori Darwin memang berlaku ketika kita membenturkan nya dengan agama. Namun disini sebelum melanjutkan Bagaimana kontradiksi dengan agama. Lebih baik memahami terlebih dahulu Bagaimana teori evolusi menurut Darwin sendiri. Secara hemat nya, bahwa teori Darwin merupakan teori yang berangkat dari pertumbuhan setiap makhluk hidup dari seleksi alam. Kehidupan makhluk hidup memang cenderung berada dalam tahapan hirarkis pertumbuhan dan perkembangan dari berbagai jenis yang berada dalam diri mereka sendiri, dan perubahan tersebut terjadi secara perlahan atau disebut secara evolusi.
Teori ini memang cenderung membahas segala makhluk hidup dengan bahasa yang lebih logis lagi, Dengan pemahaman menggunakan ilmu pengetahuan sains. Charles Darwin berangkat dengan mengambil sampel sampel makhluk hidup yang hidup di zaman purba. Pengambilan sampel ini berdasarkan bagaimana bukti nyata adanya kemiripan makhluk hidup yang hidup di zaman dahulu dengan makhluk yang ada saat ini. Seperti hewan maupun manusia.
Alam memberikan sebuah seleksi bagi setiap makhluk hidup. Sehingga syarat-syarat mereka bisa hidup adalah dengan mempertahankan dirinya dan tidak untuk menjadi bahan konsumsi. Atau lebih tepatnya mereka mempertahankan hidup dengan cara bertahan atau pun menyerang lawan. Hukum alam akan tetap berlaku ketika kita menggunakan basis evolusi Darwin. Sebab ini dirunut dari kehidupan makhluk hidup yang bisa diprediksi kehidupan pertama kali di muka bumi sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Sehingga kita berangkat dengan teori yang berbasis semakin mendalam tentang teori Darwin. Yang intinya bahwa perubahan seleksi alam pada makhluk hidup memang berlaku di dalamnya. Bahwa eksistensi semua makhluk hidup berasal dari alam ini sendiri dan berubah secara bertahap dengan waktu yang cukup lama sampai masa kini.
Namun, harus diterangkan lagi ketika kita mempelajari teori evolusi Darwin. Darwin mengatakan bahwa seleksi alam berlaku kepada semua makhluk hidup tanpa terkecuali. Penelitian yang dilakukannya berdasarkan eksperimen di lapangan, membandingkan segala kerangka kerangka Segala makhluk hidup di muka bumi ini dan mencari cikal bakal siapa makhluk pertama yang berhasil bertahan hidup dari seleksi alam tersebut.Â
Namun yang diterangkan bahwa Darwin tidak menjustifikasi kebenaran bahwa manusia berasal dari kera ataupun sejenisnya. Namun ia berangkat dari penelitian lanjutan sebelumnya dari tokoh Alferd north Wallace yang sebelumnya telah meneliti teori evolusi tersebut. Sehingga dilanjutkan oleh Darwin untuk mencari Bagaimana hasil yang lebih kompleks dan holistik.
Perlu diterangkan lagi, bahwa penelitian dari Darwin merupakan penelitian ilmiah dan berbasis ilmu pengetahuan. Hematnya, teori Darwin mengenai evolusi dalam seleksi alam bisa pula dipersalahkan dan bisa pula dibenarkan jika ada teori-teori yang lebih dipercayai lagi yang berbasis ilmiah dalam ilmu pengetahuan. Hal tersebut perlu diorientasikan karena sering terjadinya kesalahpahaman dalam memahami teori evolusi Darwin.Â
Padahal sejatinya Darwin tidak memandang manusia sebagai nenek moyang kera. melainkan ia hanya mengidentifikasi kerangka-kerangka bentuk tulang manusia dengan kerangka bentuk tulang dari hewan-hewan seperti kera maupun simpanse. Tidak pernah Darwis menjustifikasi tentang kebenaran bahwa ia mencocokkan kehidupan manusia dan kera itu adalah sama ataupun manusia berasal dari kera.Â
Namun ada kecocokan dalam manusia maupun dalam berbagai hal, bahwa Darwin mengatakan secara implisit dalam karyanya, manusia ataupun sejenisnya keluarga simpanse memiliki kekerabatan nenek moyang yang dekat, dengan identitas identitas kemiripan, dan bukan klaim atau justifikasi manusia berasal dari kera atupun simpanse. Darwin mengatakan hal tersebut sebab berangkat dari teori ilmu pengetahuan disertakan dengan eksperimen-eksperimen penemuan kerangka mahkluk hidup yang mirip dengan genitasnya. Darwin menarik kesimpulan sementara yang mengatakan bahwa manusia dan kera atau simpanse memiliki kecenderungan identitas yang sama ataupun bisa pula mereka memiliki ciri khas di masa lampau.
Hal inilah yang menjadi sedikit pencerahan Bagaimana teori Darwin. Interpretasi kita terhadap teori Darwin memang cenderung terjadinya kesalahpahaman yang begitu berat sehingga kita sulit menerima teori yang baru mengenai interpretasi yang lebih benar dan logis dari teori evolusi Darwin sendiri.Â
Ketika kita mendengar kata Darwin saja, dan meyakini bahwa teori evolusinya benar, maka kita dianggap sesat dan tidak memahami ilmu pengetahuan. Padahal Darwin sendiri berangkat dari ilmu pengetahuan dan eksperimen eksperimen lanjutan dari tokoh peneliti sebelumnya. Namun ada saja orang yang mengatakan bahwa teori Darwin sini salah. Bisa kita sepakati bahwa teori dari sini salah dan menarik kesimpulan dari hal hal yang salah namun metode yang benar.Â
Namun kita harus membuktikan Apakah dari sudut mana Darwin ini salah, kemudian menyalahkan nya dari segi ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, terkadang manusia memandang teori ilmiah memiliki kesalahan dari keraguan sudut pandang agama. Sehingga mudahnya munculnya kontradiksi ataupun problematika, dikarenakan kita tidak memahami bagaimana konsep ataupun konteks sudut pandang yang digunakan untuk membuat suatu kesimpulan tersebut. Apalagi teori Darwin tidak bersifat mutlak yang di mana teori evolusi tersebut adalah teori ilmiah yang bisa di Falsifikasi kebenaran nya.
Apalagi ini akan berangkat dari sudut pandang agama. Yang jelas-jelas mengatakan bahwa manusia tidak berasal dari kera, melainkan dari manusia itu sendiri. Namun perlu ditekankan lagi bahwa segala hal yang ada di muka bumi ini butuh proses. Dan Tuhan pun menjadikan manusia bingung dengan asal usulnya untuk menentukan siapa nenek moyang mereka secara asli.Â
meski dikatakan melalui evolusi, Walaupun cara atau proses itu akan lama kita temukan dikarenakan pengetahuan manusia yang terbatas untuk menemukan jawaban-jawaban yang lebih objektif dan universal. Ketidakpuasan manusia atas jawaban-jawaban tersebut terus dilakukan penelitian lebih lanjut lagi tanpa henti. Sehingga inilah yang membantu manusia untuk mengidentifikasi dirinya untuk menciptakan disiplin disiplin ilmu lain yang kita kenal hingga kini sebagai ilmu pengetahuan. Dari mana itu berasal dari Tuhan sendiri yang memberikannya dan manusia sendiri yang mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kembali kepada teori Darwin bahwa kita terlalu memandang teori tersebut terlalu berstereotip negatif dari satu sudut pandang saja. Padahal jika merunut dan mengkaji semakin jauh lagi, kemudian memahami interpretasi dari tulisan-tulisan Darwin. maka kita tidak akan berpikir bahwa manusia berasal dari kera dan Darwin pun tidak akan memikirkan bahwa manusia berasal dari kera Secara teori yang gamblang di fahami oleh setiap orang. Ini memang tergolong termasuk kedalam kontradiksi pembaca ataupun orang yang di luar dirinya yang mengintervensi kan teori evolusi Darwin dengan kesalahpahaman (miskonsepsi).
Jika pun kita memahami teori Darwin bahwa manusia bukan berasal dari kera dan itu adalah jawaban objektif saat ini. Dan itu juga berkorelasi dengan agama dan memicu tidak adanya pertentangan. Maka kita akan membuat kesimpulan seperti itu untuk sementara waktu untuk menghasilkan dogma.Â
Namun ilmu pengetahuan akan menentang hal itu semua. Dikarenakan ilmu pengetahuan bersifat dinamis sedangkan agama bersifat final dan memiliki dogma dogma yang telah tertulis (dalam kitab suci) sehingga itulah yang menjadi kemutlakan yang memang sejatinya benar.Â
Namun hal itu perlu disadarkan lagi, Darwin memang dikatakan seorang atheisme. Yang menganggap bahwa Tuhan itu tidak ada dan agama hanya buatan manusia. Namun yang perlu dijelaskan lagi bahwa dia tidak pernah menarik kesimpulan tentang justifikasi keberadaan tentang ilmu pengetahuan manusia berasal dari kera, ataupun manusia sendiri berevolusi dari spesies kera.Â
Melainkan dia hanya menyeleksi identitas-identitas dari komparasi antara semua makhluk hidup melalui seleksi alam. 2 buku tersebutlah yang menjadi representasi dari argumentasi teori evolusi Darwin yang telah terjun ke lapangan langsung. Jika terjadinya kontradiksi ataupun kesalahpahaman yang sebelumnya sudah dijelaskan. Maka pahamilah secara lebih objektif lagi maksud dan tujuan dari 2 buku teori Darwin itu. Jika ingin menentang argumen tersebut pula. Lebih relevansi menentangnya dengan basis ilmu pengetahuan ilmiah pula, agar semua orang bisa menerimanya secara logis bahwa argumentasi anda untuk menfalsifikasi teori evolusi Darwin lebih relevansi.
Jika pun membantah dengan ayat-ayat kitab suci. Maka ini akan masuk ke dalam basis Bagaimana agama itu memandang hal itu. Namun sudah diterangkan bahwa eksistensi manusia dan hewan-hewan lainnya memang berbeda dan itulah yang dinyatakan oleh Darwin sendiri. Sehingga bisa dipastikan teori evolusi Darwin dan kitab suci tidak ada yang pertentangan sama sekali. Namun yang harus di dekonstruksi sekaligus di rekonsiliasi adalah interpretasi kita terhadap teori evolusi Darwin itu sendiri yang menganggap bahwa stigma teori tersebut berpandangan berkontradiksi dengan agama.
Namun disini penulis tidak akan memberikan kesimpulan tentang apa yang harus diambil oleh pembaca. Apakah publik harus membenarkan teori Darwin atau tidak Itu tergantung setiap individual. Argumentasi argumentasi yang dipaparkan merupakan hasil dari analisis penulis, sehingga tidak ada hak dari penulis untuk memaksakan keputusan ataupun pilihan dari pembaca. Namun harus menjadi pembaca yang bijaksana, mampu untuk memfilterisasi segala hal yang masuk dan segala doktrin-doktrin yang diberikan.Â
Jangan sampai kita larut dalam sebuah doktrin yang kita anggap benar tanpa harus bersikap kritis di dalamnya. Segala halnya bisa dipastikan tidak ada yang sempurna, namun manusia mencari kesempurnaan walaupun yang mereka tahu bahwa pengetahuan mereka tentang kesempurnaan hanya terbatas.Â
Tuhan sendiri yang memberikan pengetahuan kepada manusia dengan sifat yang terbatas. Namun usaha manusia terus dilakukan untuk mencari ilmu pengetahuan yang lebih baik lagi. Walaupun teori evolusi Darwin salah dipahami, tetap saja akan kembali kepada kita yang menginterpretasikan teori tersebut seperti apa dan apa untung dari Kenapa kita menyalahkan atau pun membenarkan teori tersebut. Namun hanya sebagai edukasi, kita sedikit memberikan diri kita pemahaman pemahaman mengenai teori tersebut agar tidak mudah ditipu oleh orang lain. Manusia adalah (zoon politicon) makhluk sosial sekaligus makhluk berfikir. Seperti yang dikatakan oleh Aristoteles.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H