Mas, kehidupan itu mengalir, bagai aliran air sungai. Menderas dan mengikuti alirannya. Di dalam perjalanannya, kehidupan akan menemui berbagai kisah dan cerita.Â
Kadang menemui aliran yang berbatu, berkelok-kelok atau aliran tenang.Â
Saat aliran melewati bebatuan, akan berisik, ramai. Meski begitu, aliran sungai akan tetap berjalan. Tak peduli dengan keriuhan, ramai atau berisik. Kehidupan akan tetap berjalan.Â
Saat menemui aliran berkelok, aliran sungai akan tetap berjalan dan berjalan, meski harus berliku dan berkelok.Â
Saat aliran tenang dan menghanyutkan, aliran akan tetap berjalan, meski tenang airnya. Zona nyaman ketenangan bahkan kadang-kadang melenakan. Jika tak hati-hati akan membuat kesalahan. Baik yang disengaja ataupun yang tidak. Begitulah kehidupan.
Jika saatnya tiba, akan berakhir di suatu tempat bernama muara.Â
Muara akan membawanya ke lautan luas tak berbatas. Selesailah kehidupan. Kemudian sebuah kehidupan itu akan menemui kehidupan baru di alam berbeda yang lebih abadi. Di sanalah, aku harap kamu menungguku.
Sedangkan aku, melanjutkan kehidupan yang terus berjalan. Kehidupan ini tak harus merasa sempurna, seperti saat kamu di sisiku.Â
Aku akan siap jika ada masalah yang datang dan pergi. Jika tak begitu, bagaimana aku bisa merasakan tarikan nafas secara bebas?
"Inilah hidup. Semerdekamu," kataku pada diri sendiri.
Segala urusan terasa membayang tak pernah berjeda. Bagiku sangat mudah mengeluarkan segala gundah dan gulana. Aku bersyukur bahwa aku masih memiliki passion yang membawakan hingga pada situasi yang sekarang.