Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Tentang Mawar di Jambangan

12 September 2023   14:04 Diperbarui: 12 September 2023   14:50 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ih, ngambek. Jangan dong, nanti cantikmu hilang," rayumu, lalu meraihku dalam pelukan. Tetapi aku kadung kesal dan cemberut hingga beberapa menit lamanya.

"Sasi, kamu itu masih sama. Dari dulu tak berubah. Kepolosan dan cemberutmu membuat aku semakin sayang padamu," katamu.

"Huh, apa sih?" kataku pura-pura marah.

Tak urung pujianmu yang terakhir membuat hatiku luluh dan lumer seperti coklat kepanasan. 

Ah, ingatanku kembali mengembara. Daun-daun kering berguguran. Memberikan keliaran di alam dekat rumah barumu. Satu daun jatuh tepat di pangkuan. Lalu aku mengambilnya, memilin daun menjadi satu butiran seperti kelereng. Melemparnya, membiarkan jatuh liar ke tanah.

Pikiran jauhku, memberikan ingatan hingga beberapa minggu ke belakang. Suatu hari, kamu membawakanku seikat bunga mawar. Tumben. Tak biasanya begitu.

"Aku rasa, mawar ini cantik sepertimu. Harumnya menggambarkan kecantikan hatimu."

"Kamu berlebihan."

"Sungguh, aku tak bohong."

Rasa bahagiaku melebihi aliran angin yang tiba-tiba berhembus mengenai cuping telinga. Wajahku memerah.

"Sasi, saat kesakitanku ini, kamu masih setia di sampingku. Aku sangat berterimakasih padamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun