Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Hal Menyenangkan Ngetrip Bareng Koteka dan Semarkutiga di Sam Poo Kong Semarang

24 Agustus 2023   23:13 Diperbarui: 26 Agustus 2023   11:00 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebelum masuk, foto dulu di depan loket Sam Poo Kong. (Dok. Pribadi)

Bangunan yang dibuat setelah 300 tahun pendaratan kapal Cheng Ho oleh masyarakat setempat, sebagai peringatan dan pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. 

Meskipun Laksamana Cheng Ho adalah seorang muslim, tetapi masyarakat menganggapnya sebagai dewa. Hal ini dapat dimaklumi mengingat agama Konghucu atau Taoisme menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.

Lampion-lampion ini berisi nama dan doa pengharapan dari umat Khong Hu Cu yang digantung di Klenteng. | Foto Wahyu Sapta.
Lampion-lampion ini berisi nama dan doa pengharapan dari umat Khong Hu Cu yang digantung di Klenteng. | Foto Wahyu Sapta.

Di sela-sela berkeliling, tak lupa untuk foto-foto. Satu hari yang tak terlupakan dan susah untuk move on!

Salah satu spot untuk menggantungkan wall of hope, yang biasanya berisi tulisan doa pengharapan. (Foto: Wahyu Sapta) 
Salah satu spot untuk menggantungkan wall of hope, yang biasanya berisi tulisan doa pengharapan. (Foto: Wahyu Sapta) 

Salah satu sudut ruang sembahyang umat Khong Hu Cu di Klenteng Sam Po Kong. | Foto: Wahyu Sapta.
Salah satu sudut ruang sembahyang umat Khong Hu Cu di Klenteng Sam Po Kong. | Foto: Wahyu Sapta.

Salah satu ruang sembahyang. | Foto: Wahyu Sapta.
Salah satu ruang sembahyang. | Foto: Wahyu Sapta.

Aku sendiri sebetulnya baru pertama kali masuk ke Sam Poo Kong. Kalau melewati sih sering, tapi tidak mampir. Bangunan yang berdiri kokoh, terdiri dari beberapa bangunan terpisah, berlokasi di Jl. Simongan No.129, Bongsari, Kec. Semarang Barat, Kota Semarang.

Senangnya ngetrip bareng bersama Koteka dan Semarkutiga di Sam Poo Kong Semarang. | Foto: dokpri.
Senangnya ngetrip bareng bersama Koteka dan Semarkutiga di Sam Poo Kong Semarang. | Foto: dokpri.

Ada sebuah patung besar Laksamana Cheng Ho tampak dari kejauhan. Kata Mbak Muna, patung itu didatangkan langsung dari Tiongkok dengan bahan perunggu. Patung yang mencolok karena ukurannya yang besar, sering dijadikan latar untuk berfoto.

Patung besar Laksamana Cheng Ho, sering dijadikan latar belakang untuk berfoto. (Foto: dokpri).
Patung besar Laksamana Cheng Ho, sering dijadikan latar belakang untuk berfoto. (Foto: dokpri).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun