Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Suatu Pertanda

5 Agustus 2023   10:14 Diperbarui: 5 Agustus 2023   14:49 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

Kemudian orang itu membalikkan kursi. Wajah itu! Menyerigai penuh kemenangan. 

"Anggara?" seruku kaget.

"Kenapa? Kaget? Kau yang tega padaku, Jona. Mengapa kau menolak cintaku? Kamu lebih memilih jadi anggota dewan daripada aku!" bentaknya penuh emosi.

"Kau salah sangka, Anggara. Bukan itu maksudku. Aku..."

Anggara meraihku, dipeluknya kasar. Aku menjerit panik. 

Ia berbisik, "Seandainya kau tak menolaknya pada waktu itu, aku tak akan sekasar ini, Jona,"

"Kamu,"

Tiba-tiba suara sirene polisi terdengar jelas dari arah luar. Banyak anggota kepolisian mengepung rumah Anggara. Ia menyerah pada polisi. Tuduhan penculikan. 

Darimana polisi tahu aku di sini? Sinyal handphone yang ada di tas menjadi kunci. Tas itu tak jauh dari Anggara. Kak Dwi manajerku melapor kepada kepolisian saat aku menghilang semalaman. Polisi dengan sigap melacak. Syukurlah.

Wajah Anggara terlihat murung dan marah. Ia menatapku dengan mata elangnya. Aroma kebencian.

Aku merasa lega saat Anggara dibawa ke mobil polisi. Tetapi ada rasa iba padanya. Mengapa ia mampu berbuat jahat padaku? Hem. Aku menarik napas pelan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun