***
"Ara sudah pergi, Fian. Ia tak akan mungkin pernah kembali. Sadarlah. Bukankah ada aku di sampingmu? Yakinlah, aku akan setia," pinta Nadia.
Memandang Nadia, bagai menentukan sebuah pilihan sulit. Aku sangat takut untuk menghadapinya. Aku takut menyakiti Nadia yang telah baik padaku dengan ketulusaan hatinya, sekaligus takut kehilangannya. Sungguh, ini sulit bagiku dan ini jahat.
Tetapi bukankah kehidupan memang harus tetap berjalan? Dan pilihan itu tetap akan berlaku selama alam raya mengizinkannya. Tergantung padaku untuk menentukannya.Â
Iya. Atau tidak.Â
Nadia, anak sahabat Mama. Datang di saat tepat.
***
Belajar untuk melepaskan dirinya, walau setengah diriku tetap bersamanya. Hati yang tak terima, tentu akan terus belajar tentang kesakitan ini.Â
Dari waktu-waktu, hati akan menutup segala kesakitan dan akan menjadi terbiasa. Setengah hati akan terbalur dan menjadi utuh kembali, oleh segala peristiwa yang tak disangka.
Cintaku pada Ara memang abadi. Tetapi cinta Nadia adalah masa depanku.Â
Semarang, 6 Oktober 2021.