Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sedapnya Zuppa Soup di Balik Senyuman Agus

9 Januari 2021   07:52 Diperbarui: 9 Januari 2021   08:06 4215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak bungsu saya menhabiskan dua buah zuppa soup sekali makan karena enak. Juga karena porsinya kecil. Lumayan mengganjal perut di sela waktu menunggu menu makanan pokok. Foto: Wahyu Sapta.

Penjualnya masih muda. Di motornya ada kotak rombong yang terbuat dari bahan alumunium berisi makanan. Kotak itu berada di sisi kanan dan kiri. Sedang di tengah, seperangkat kompor gas kecil yang di atasnya ada pemanggang kecil pula. Tabung gas berada di bawah motor. Foto: Wahyu Sapta.
Penjualnya masih muda. Di motornya ada kotak rombong yang terbuat dari bahan alumunium berisi makanan. Kotak itu berada di sisi kanan dan kiri. Sedang di tengah, seperangkat kompor gas kecil yang di atasnya ada pemanggang kecil pula. Tabung gas berada di bawah motor. Foto: Wahyu Sapta.
Sebenarnya zuppa soup dan makanan lainnya sudah matang. Hanya ketika ada pembeli, ia akan memanaskannya sebentar di pemanggang kurang lebih sepuluh menit, sekedar hangat saat disantap. Katanya akan lebih nikmat jika disantap hangat.

Ya, ya. Saya memang menyukai zuppa soup. Kalau sedang mendatangi pesta pernikahan, maka makanan yang pertama kali saya tuju adalah zuppa soup. Sup kental dengan puff pastry ala croissant yang ditaruh diatasnya seperti topi dan disebut sup bertopi atau zuppa soup.

Lalu saya mengajak berbincang dengan penjualnya, sembari ia menghangatkan makanan. Saya bertanya, siapa namanya. Ia menjawab Agus. Oh, nama populer di Indonesia, yang sering disebut di tik tok yang sedang viral. Hahaha...

Agus berumur 24 tahun, berasal dari Mranggen. Sebuah daerah di sebelah timur Kota Semarang. Sudah masuk wilayah Demak. Kalau dari tempat tinggal saya lumayan jauh, karena saya tinggal di sekitar Semarang Barat. 

Namanya Agus berumur 24 tahun, berasal dari Mranggen. Sebuah daerah di sebelah timur Kota Semarang. Masuk dalam wilayah Demak. Foto: Wahyu Sapta.
Namanya Agus berumur 24 tahun, berasal dari Mranggen. Sebuah daerah di sebelah timur Kota Semarang. Masuk dalam wilayah Demak. Foto: Wahyu Sapta.
Ia berangkat pagi dari rumah, kemudian menuju tempat ia mengambil bahan dagangan, lalu siap diedarkan ke tempat yang dituju. Ia hanya tiga kali dalam seminggu melewati depan rumah saya. Tidak setiap hari. Sedang hari lainnya ia menawarkan dagangannya di tempat lain. Katanya biar pembeli tidak bosan, juga bisa menjamah daerah yang lebih luas. Ia berdagang sesuai jadwal hari, agar pembeli hafal, bahwa hari-hari tertentu ia bakalan lewat menawarkan zuppa soup. Trik yang lumayan jitu, ya. 

"Saya hanya membawa dagangan 50 buah per harinya, bu. Tigapuluh zuppa soup, sepuluh makaroni skotel dan sepuluh pisang selimut. Tidak banyak. Masih muat di kotak ini. Kadang habis, kadang tidak. Apalagi pada saat hujan, terkadang tidak habis karena kendala hujan. Juga orang malas keluar untuk membeli."

Modal dagangan berasal dari pelaku usaha pembuat kue yang berlokasi di daerah Tlogosari Semarang Timur. Ia hanya bermodal sepeda motor dan mengedarkannya. Sedang bahan makanan jadi, kotak tempat makanan yang terbuat dari alumunium, dos makanan, dan pengeras suara kecil dari pelaku usaha pembuat kue zuppa soup.

Baru dua bulan ini ia berjualan. Asal rajin dan telaten, pasti akan laku. Karena makanan ini sehat dan bersih. Cara penyajiannya juga bersih. Ia selalu memakai masker saat menyajikan dan menghangatkan makanan. Memang hal inilah yang menjadi nilai positif, karena pembeli akan merasa lebih aman saat menyantap makanannya. Alih-alih bisa menjadi pelanggan tetap membeli makanannya, karena aman dan tidak ragu terhadap kebersihannya.

Ia dengan cekatan memanggang zuppa soup dan makaroni skotel agar menjadi hangat saat disantap. Foto: Wahyu Sapta.
Ia dengan cekatan memanggang zuppa soup dan makaroni skotel agar menjadi hangat saat disantap. Foto: Wahyu Sapta.
Melihat Agus dengan cekatan memanggang zuppa soup dan makaroni skotel yang tadi dipesan, timbul keinginan saya untuk menambah pesanan. Saya teringat Eyangnya anak-anak, pasti suka dengan zuppa soup ini. Saya lalu memesan kembali empat buah. Saya bilang ini nanti untuk oleh-oleh berkunjung ke rumah orangtua. 

Agus berpesan, nanti zuppa soup dihangatkan kembali ketika akan disantap. Baiklah, nanti akan saya hangatkan di microwave ketika sampai dan akan disajikan untuk orangtua saya nanti.

Senyuman Agus mengembang tulus. Tetap terlihat meskipun tertutup masker. Foto: Wahyu Sapta.
Senyuman Agus mengembang tulus. Tetap terlihat meskipun tertutup masker. Foto: Wahyu Sapta.
Agus tentu saja senang, karena dagangannya dilarisi. Senyumnya mengembang. Terlihat manis, meskipun tertutup oleh masker yang dipakainya. Ia tidak keberatan saat saya memotretnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun