Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Semarang, Dugderan, dan Warak Ngendog

18 Mei 2020   19:19 Diperbarui: 18 Mei 2020   19:25 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warak ngendog dapat diartikan: siapa saja yang menjaga kesucian di bulan Ramadan, kelak di akhir bulan akan menerima pahala pada hari lebaran.

Warak Ngendog juga merupakan simbol kerukunan antar agama dan suku yang terdapat di Semarang. Karena berwujud makhluk rekaan yang merupakan akulturasi atau persatuan dari berbagai golongan, yaitu etnis Cina, etnis Arab dan etnis Jawa.

Puncak perayaan Dugderan Semarang, akan diadakan kirab budaya yang diikuti oleh masyarakat, pemerintah, dan organisasi di Kota Semarang. 

Warak Ngendog yang menjadi simbol multikultural akan diarak keliling Kota Semarang. 

Dugderan menjadi acara tahunan yang selalu dinanti-nanti masyarakat. Meski ada beberapa perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Seperti di tahun ini yang diselenggarakan secara sederhana dan hanya simbolik. 

Dugderan tak pernah berkurang maknanya, meski pandemi membuat tradisi tahunan ini digelar tanpa melibatkan masyarakat umum. Tak hanya itu, bunyi meriam yang biasanya menjadi ciri khas prosesi Dugderan tidak ada. 

Dugderan tahun 2020 ini, hanya dengan diikuti oleh Wali Kota, Wakil Wali Kota, Sekda, para Kiai, dan takmir Masjid Kauman. Prosesi tetap dilaksanakan namun terbatas, guna menghindari penyebaran Covid-19. Pelaksanaan tradisi dugderan tetap diadakan di Masjid Kauman Semarang.

Semarang, 18 Mei 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun