Lalu dengan semangat empat lima Bunda ke dapur.Â
"Duh, lagi-lagi dapur melulu." keluhnya. "Eh, tapi nggak papa deh, mereka kan suka nasi goreng. Kali ini pakai cabai yang diambil dari kebun sendiri. Pasti lebih enak. Apa sih yang tidak buat mereka," batin Bunda.Â
Diambilnya ulegan. Meski tidak begitu pintar menguleg, tapi sukses juga. Bumbunya hanya cabai, bawang merah, bawang putih, garam, dan terasi. Oh ya. Ada satu lagi. Memakai bumbu rahasia. Criiiing... bumbu cinta!Â
Sreng... sreng... sreng...Â
Taraaa...Â
Nasi Goreng Cinta siap disantap! Nasi goreng telah tersaji di piring besar dan ada di meja makan.Â
"Buuun... bau apa ini? Kok enak banget? Nasgor, ya?" seru Adik dari ruang tengah. Ia memang penggemar berat nasi goreng nomor dua. Yang nomor satu adalah Ayah. Bunda sendiri tidak begitu suka. Hanya suka memasaknya saja. Dan akan bahagia apabila masakannya tandas.Â
Lalu adik ke meja makan. Tapi adik malah cekikikan.Â
"Apa sih, dik? Kok malah ketawa?"Â
"Gitu ya, Bun. Bentuknya love. Sudah difoto belum, Bun?"Â
Adik cekikikan karena Bunda menyajikan nasi goreng berbentuk love di piring.Â