Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cinta] Dalam Segenggam Rindu yang Tertunda

15 Maret 2020   21:49 Diperbarui: 15 Maret 2020   22:24 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pixabay.com

Hari itu Alia berulang tahun ke tujuh belas. Sebenarnya ia tak ingin merayakannya. Tapi Mama bersikeras untuk merayakannya. 

"Umur tujuh belas tak akan terulang kedua kalinya, dan merupakan perbatasan usia menuju dewasa, Alia." katanya. 

Alia tumbuh menjadi gadis cantik, tapi pemurung. Mama menginginkan Alia bisa bergaul dengan teman sebayanya. Ceria. 

Tapi apa? Sesungguhnya Alia jatuh cinta, kepada seseorang yang terpaut usia 14 tahun. Mama tak berkenan. 

Berulang kali semakin di tentang, semakin ia tak bisa melupakan. 

Hingga kepergian seseorang itu, merubah segalanya. Alia sakit dan kehilangan selera makan. Ia telah patah hati. 

*** 

Satu tahun kemudian... 

Alia tahu, ada yang aneh dalam dirinya. Ia seperti menapaki sebuah bukit dan harus mencapainya. Seseorang telah menunggu. Harus ditemui dan tak boleh tidak. 

Mengapa? 

Seseorang itu penting dalam hidupnya. Amat dikenalnya. Ia dan orang itu, terpaut usia empat belas tahun. 

Seseorang yang beralasan, mengapa ia tak segera menikah, karena sedang menunggu calon pengantinnya beranjak dewasa. 

Membawa segenggam rindu yang tertunda, juga cinta sejati, yang terpendam bertahun lamanya. Alia, cinta sejatinya, akan mendampinginya. 

Cinta sejati selalu menepati janji, tak pernah salah dalam menempati hati, bermukim pada seharusnya, menghuni selama yang ditetapkannya, aku cinta sejatimu, Alia. (Rindra) 

Dua nisan terpaut tiga meter tertulis: Rindra dan Alia. 

Semarang, 15 Maret 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun