Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bintang di Langit nan Abu-abu

3 Maret 2020   07:57 Diperbarui: 3 Maret 2020   08:02 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angin tiba-tiba sepoi menghembus dari aliran udara jendela kamar. Ia memejamkan mata, menikmati semilir angin sepoi.

Hujan! Suara tetes air hujan memancar deras dari atas atap rumah. Ah, akhirnya malam ini jadi hujan. Harapan untuk tak hujan tak terkabulkan. Padahal ia harus keluar rumah. Menemui seseorang. 

"Aku harus ke sana dengan menembus hujan yang lumayan deras. Terpaksa harus membawa mantel, agar tak basah." katanya dalam hati.

Ia memacu motor dengan kecepatan sedang. Jalanan yang basah memaksa agar hati-hati. Beberapa lobang jalan rusak tak kelihatan karena genangan air hujan. Jika tak hati-hati bisa terjatuh. Tempat yang akan ia datangi berjarak dua kilometer. Tetapi terasa lambat untuk sampai ke tujuan. 

"Permisi..."

Ia mengetuk pintu perlahan. Butuh waktu lima menit untuk menunggu pinta terbuka. Bahkan ia mengetuknya hingga dua kali lagi.

Pintu membuka. Hanya sepuluh senti. Seseorang mengintipkan kepalanya dari arah dalam.

"Mencari siapa? Tunjukkan identitasmu." 

Ia kemudian mengeluarkan kartu identitas dan berkata bahwa sudah ada janji untuk ke sini.

Sejenak kemudian, pintu membuka lebar dan mempersilakannya masuk. Orang tadi menutupnya kembali.

"Saya mengira anda tidak jadi datang. Anda terlambat lima belas menit."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun