Angin tiba-tiba sepoi menghembus dari aliran udara jendela kamar. Ia memejamkan mata, menikmati semilir angin sepoi.
Hujan! Suara tetes air hujan memancar deras dari atas atap rumah. Ah, akhirnya malam ini jadi hujan. Harapan untuk tak hujan tak terkabulkan. Padahal ia harus keluar rumah. Menemui seseorang.Â
"Aku harus ke sana dengan menembus hujan yang lumayan deras. Terpaksa harus membawa mantel, agar tak basah." katanya dalam hati.
Ia memacu motor dengan kecepatan sedang. Jalanan yang basah memaksa agar hati-hati. Beberapa lobang jalan rusak tak kelihatan karena genangan air hujan. Jika tak hati-hati bisa terjatuh. Tempat yang akan ia datangi berjarak dua kilometer. Tetapi terasa lambat untuk sampai ke tujuan.Â
"Permisi..."
Ia mengetuk pintu perlahan. Butuh waktu lima menit untuk menunggu pinta terbuka. Bahkan ia mengetuknya hingga dua kali lagi.
Pintu membuka. Hanya sepuluh senti. Seseorang mengintipkan kepalanya dari arah dalam.
"Mencari siapa? Tunjukkan identitasmu."Â
Ia kemudian mengeluarkan kartu identitas dan berkata bahwa sudah ada janji untuk ke sini.
Sejenak kemudian, pintu membuka lebar dan mempersilakannya masuk. Orang tadi menutupnya kembali.
"Saya mengira anda tidak jadi datang. Anda terlambat lima belas menit."