"Baiklah." jawabnya.Â
Uuff... akhirnya. Aku bernafas lega, ia menerima cintaku. Hati yang sedari tadi dipegangnya, ia masukkan dalam hatinya.Â
"Jadi, kita resmi berpacaran?"Â
"Iya, aku resmi menjadi pacarmu mas Reno."Â
"Tidak lagi sebagai your brother?"Â
"Iya, tak lagi sebagai my brother."Â
"Ciiieee... yang baru jadiaaan..." suara teriakan dari dalam rumah bagai sebuah paduan suara. Kakak dan adiknya Reni.Â
Lalu pipi Reni memerah. Tersipu. Oh, dunia. Mendadak indah sekali. Seperti setangkai mawar yang sedang mekar.Â
***