Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Menikmati Sepiring Gendar Pecel di Sela Memancing

12 Januari 2020   22:19 Diperbarui: 14 Januari 2020   16:09 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Pariyah, sibuk melayani pembeli sambil memasak. (Dok. Wahyu Sapta).

Pancing mulai dikeluarkan, mereka bersiap ke arah kolam pancing. Dan saya? Duduk manis di warung milik Bu Pariyah. Selain ada pemancingan, Bu Pariyah juga membuka warung yang menyediakan makanan. Warung kecil dan sederhana. 

Nah ini. Saya kepo dengan menu utama dari warung Bu Pariyah. Gendar Pecel. Jarang saya menemui menu ini, kecuali di tempat tertentu. Misalnya di pedesaan seperti di sini. Hem. Seperti apa rasanya, ya? Saya melihat warungnya cukup bersih. Maka saya tak ragu untuk memesannya. 

Bu Pariyah, sibuk melayani pembeli sambil memasak. (Dok. Wahyu Sapta).
Bu Pariyah, sibuk melayani pembeli sambil memasak. (Dok. Wahyu Sapta).
Saya memesan tiga porsi. Tetapi saya harus menunggu beberapa saat, karena sayur belum matang. Tak apa. Saya rela menunggunya. Sambil mempersiapkan masakan, saya bertanya pada Bu Pariyah, bagaimana cara membuat gendar. Katanya, seperti memasak nasi liwet, tetapi memakai air yang lebih banyak.

Beras dicampur bahan pembuat gendar, kemudian dimasak hingga matang. Jangan lupa diaduk-aduk agar tak gosong. Lalu ditumbuk hingga halus, di tempatkan dalam sebuah wadah, dan siap disajikan. 

Gendar ditaruh di atas piring, kemudian diberi sayur dan disiram dengan bumbu pecelnya. (Dok. Wahyu Sapta).
Gendar ditaruh di atas piring, kemudian diberi sayur dan disiram dengan bumbu pecelnya. (Dok. Wahyu Sapta).
Sayur telah matang. Gendar kemudian diiris dan ditaruh di atas piring. Sayuran sederhana hanya kol dan kecambah. Lalu disiram dengan bumbu pecel. Pesanan siap disantap, dengan gorengan sebagai temannya. 

Hem, rasa gendar ini enak. Pas, tidak terlalu banyak blengnya. Jadi masih dalam taraf aman untuk disantap. Sayur yang baru matang dan tidak terlalu lama memasaknya, sehingga segar. Kres-kres dari sayur memberi sensasi senang.

Bumbu pecelnya asin manis tapi tak terlalu manis. Ia membuat bumbu pecel racikan sendiri. Hem. Sedap. Khas masakan desa. Meski memasaknya tidak memakai kayu dan memakai kompor gas.

Tak terasa sepiring gendar pecel telah berpindah tempat. Membuat penuh isi perut. Sensasi pedesaan ada di dalamnya, berbeda dengan pecel pada umumnya yang biasa saya temui. Harganya pun murah meriah.

Satu porsi gendar pecel hanya 6.000 rupiah. Gorengan seribu rupiah. Es teh 3.000 rupiah. Lapar hilang dan sensasi rasa baru telah masuk koleksi memori kuliner saya. 

Gorengan sebagai teman gendar pecel. (Dok. Wahyu Sapta).
Gorengan sebagai teman gendar pecel. (Dok. Wahyu Sapta).
Waktu kian merambat. Kedua lelakiku yang sedang memancing masih asyik dengan kailnya. Saya terkadang mengikuti mereka dan mencoba memancing. Memang saya tak berbakat memancing dan tidak sabar. Akibatnya saya tak mendapatkan ikan satu ekor pun.

Saya bertanya kepada salah satu dari mereka, "Dik, kamu sudah dapat ikan berapa?" Ia menjawab, "Sudah dapat tiga, Bun. Ayah dua ekor." Oh, baiklah, saya sedikit lega. Tak ada yang pulang sambil cemberut karena tak mendapatkan ikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun