Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perlunya Regenerasi Pembatik di Indonesia

17 Agustus 2019   00:02 Diperbarui: 18 Agustus 2019   09:22 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pembuatan batik tulis melalui beberapa tahapan. Diantaranya adalah mencanting.| Dokumentasi Wahyu Sapta

Inilah mungkin yang membuat kain batik tulis asli menjadi mahal, ya. Karena prosesnya yang rumit. Dari segi bahan baku, juga sangat berpengaruh. Puji hanya memakai bahan baku yang bagus dan tidak sembarangan.

Ia menuturkan, bahwa pada tahun 2014, ia pernah memproduksi batik, dengan proses pembuatan paling lama. Batik tulis bercerita. 

Proses menggambar dan pencantingan langsung pada kainnya. Dan hasilnya sungguh patut diacungi jempol. Indah sekali. Tetapi ia belum berani mengeluarkan desain tersebut, hingga lama.

Baru tahun 2019, kain ini ia perlihatkan ke khalayak umum. Batik itu menceritakan tentang Gunung Kendheng, di awal belum terjadi kekacauan perebutan masalah semen. Yaitu ketika alam masih hijau makmur. Hingga imajinasi alam yang telah terpendar oleh adanya pabrik-pabrik semen.

Salah satu maha karya Batik Tulis Pesantenan Pati, bertema Gunung Kendheng bercerita. Hasilnya keren sekali.| Dokumentasi Wahyu Sapta
Salah satu maha karya Batik Tulis Pesantenan Pati, bertema Gunung Kendheng bercerita. Hasilnya keren sekali.| Dokumentasi Wahyu Sapta
Saat ditanya, berapa harga yang dipatoknya untuk kain tersebut, ia hanya tersenyum. Untuk sementara saya masih sayang dengan kain batik ini dan belum berniat menjualnya, hanya untuk koleksi pribadi. Kain ini hanya ada satu di dunia, katanya.

Sedangkan untuk desain motif batik yang biasa, ia bisa membuat paling tidak tiga hingga lima dengan motif yang sama. Itu diluar untuk batik seragam. Kalau seragam, jelas harus sama hingga ratusan potong kain.

Tahun 2019 ini, ia mengeluarkan beberapa motif batik. Motif Anugerah Mina Pesantenan, Bagong Anjagi Nagari, Ayam Jago, Cucak Jenggot, Bangau Thong-thong, Pintu Gerbang/Lawang Majapahit, Kuluk Kanigoro Rambut Pinutung, 

Jujuran Kupu, Semanggi Sawah, Mina Tani Pesantenan, Motif Naga, Parang Sekar Kupu, Rambatan Daun Wangi, Peksi Manggaran Madu, dan motif Sekar Jagad Pesantenan.

Salah satu motif batik milik Batik Tulis Pesantenan Pati.| Dokumentasi Wahyu Sapta
Salah satu motif batik milik Batik Tulis Pesantenan Pati.| Dokumentasi Wahyu Sapta
Perlunya Menurunkan Ilmu Membatik untuk Generasi Mendatang
Seiring dengan waktu, batik kian membanggakan. Dengan kesadaran akan berharganya batik, proses pembuatan batik semakin berkembang dan faktual sesuai zamannya. 

Yang terpenting adalah menjaga kelestarian budaya yang dimiliki bangsa ini, agar tidak hilang dan tidak diklaim negara lain karena tidak ada yang mengurusnya.

Dengan penemuan-penemuan metode baru, motif-motif kian berkembang dan faktual. Motif-motif batik bisa didokumentasikan, dan memacu pengrajin untuk berkarya lebih baik lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun