Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perlunya Regenerasi Pembatik di Indonesia

17 Agustus 2019   00:02 Diperbarui: 18 Agustus 2019   09:22 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pembuatan batik tulis melalui beberapa tahapan. Diantaranya adalah mencanting.| Dokumentasi Wahyu Sapta

Produk batik pun lebih bervariatif, dengan tetap menjaga nilai-nilai budaya bangsa yang luhur. Layak di suguhkan untuk kebanggaan Indonesia di kancah dunia.

Karena itu sudah sepatutnya batik mendapatkan apresiasi dan bisa bermanfaat bagi generasi mendatang. Menurunkan ilmu membatik pada generasi mendatang amatlah perlu.

Pada masa sekarang, sudah banyak sekolah atau pelatihan batik yang berdiri. Tujuannya adalah agar ilmu yang berharga ini tidak hilang ditelan masa. Memiliki generasi yang masih bisa menjaga batik hingga ke generasi mendatang.

Paling tidak, pernah merasakan uap lilin berpendar di udara dan jemari yang berhati-hati menggoreskan garis di sehelai kain putih, menjadi pengalaman menarik bagaimana rasanya mencanting.

Jika generasi mendatang merasakan bahwa membatik adalah suatu proses menghasilkan mahakarya indah dan membutuhkan jiwa seni tinggi, juga ketelatenan yang maksimal, maka mereka akan tahu, betapa berharganya karya seni batik ini. 

Tentu saja, mereka tidak akan menyia-nyiakan sebuah mahakarya warisan budaya luhur yang dimiliki bangsa Indonesia sejak zaman lalu, yang tak dimiliki oleh bangsa lain. (WS)

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun