Maya menatap syahdu wajahnya. Dalam hatinya mengatakan, "Kamu, lelaki yang aku cintai, tetapi sekaligus mematahkan hatiku berkali-kali. Cukup. Aku sudah tak sanggup."
Kemudian Maya berlalu dari Aji.
"Aku pulang. Maafkan aku selama ini."
Dalam hitungan detik, Maya berharap bahwa ia akan memanggilnya dan mengatakan bahwa ia sangat mencintainya. Dua menit berlalu. Maya telah sampai di pintu keluar rumahnya.
Tetap tak ada suara.
Di menit kelima. Tiba-tiba suara serak memanggilnya.
"Maya, tunggu! Aku..."
Maya menunggu kata selanjutnya, dari mulut lelaki yang dicintainya.
"Aku tak mau kehilanganmu."
Akhirnya ia berkata juga.
"Maksudnya?"