Kupacu mobil dengan kecepatan tinggi, agar bisa sampai rumahnya dengan cepat. Sangat kebetulan lalu lintas tak begitu ramai. Tiba-tiba dari arah depan ada kendaraan yang menyeberang. Aku tak bisa mengendalikan laju mobil.
Braaak... ciiiit!
Badanku menjadi ringan dan aku bisa melihat diriku sendiri terjepit di antara stir dan bodi mobil yang ringsek.
***
Malam ini, aku membulatkan tekat untuk melangkahkan kaki menuju jalur, dimana bisa jadi langkah kakiku akan berbelok ke arah rumah. Aku menyebutnya, pulang.Â
Pada sebuah rumah yang dulu pernah kutinggali. Meski tak setiap waktu. Bersamanya, sebagai kekasihku. Rumah Ruhita. Dan ia adalah seorang wanita lemah lembut yang sedang duduk di kursi sembari membaca buku. Menungguku.
***
"Hmm... aku sebenarnya bingung. Tetapi entah mengapa, aku merasa lebih nyaman berada di sini. Ruangan ini sudah seperti rumahku," kataku lirih.
Semarang, 22 November 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H