Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Menepilah Sejenak Denganku

5 Juli 2018   14:47 Diperbarui: 7 Juli 2018   03:11 3499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Acara pernikahan ini dimulai. Danang telah duduk di tempat mimbar tempat pernikahan. Ayah telah siap ada di sana. Penghulu dan saksi telah ada. Ayah sendiri yang akan menikahkan.

Hatiku mulai tak karuan. Aku merasa mengkhianati Pandu. Oh, Pandu. Kau berada di mana? Pada saat begini, aku sangat mengharapkanmu. Janji setiaku padamu telah terkoyak olehku sendiri. Dua tahun belum berlalu. Baru memasuki tahun pertama dan aku sudah tak setia. Maafkan aku, Pandu! Maafkan aku!

Tak terasa air menetes di pipi.

***

"Saya terima nikahnya Agnes Rahayuningtyas binti Irwansyah dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai." katamu dengan sedikit nervous dan tangan yang menjabat dengan tangan ayah. Aku sangat mengenal suara itu. Suara dari lelaki yang aku cintai.

Kemudian terdengar suara "sah... sah..." membahana di setiap sudut ruangan mimbar.

Ia telah sah menjadi suamiku.

Dan, hei, Pandu yang menjadi suamiku. Bukan Danang. Aku masih tak mempercayainya. Sungguh. Ini adalah sebuah anugerah yang sulit kupercaya. Aku bahagia.

Jadi, sebelum acara pernikahan diriku dan Danang, ada sedikit keributan di luar. Hingga mengacaukan acara. Pandu datang. Ia memaksa masuk ke ruangan dan mendesak agar acara pernikahan ini dibatalkan. Danang tampak lega. Ia segera menjabat tangan Pandu. Lalu memberikan tempat untuk Pandu menggantikan posisinya. Lalu ia membisikkan kata, "Terimakasih kau telah datang tepat waktu."

Lalu Danang menuju Nadia yang juga hadir dalam acara pernikahan ini.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun