Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Ketika Kulihat Kau Semakin Tua

14 Januari 2018   07:40 Diperbarui: 22 Mei 2023   12:16 2064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba nafasmu semakin tak beraturan, ada, tak ada, lalu....

"Dayu, aku mencintaimu, selamat jalan Dayu."

Aku menidurkanmu di tempat tidur, kau tersenyum, tenang.

Dadaku semakin terasa sakit, ngilu, tiba-tiba perih sekali seperti terpukul sembilu. Aku membaringkan tubuhku disisi Dayu istriku, dan aku ingin tidur.

Kau menunggu di pintu kamar. Bajumu putih berenda dan cantik. Kau masih muda, menungguku dengan sabar.

"Laksono, mari kita bergandengan tangan, kita pergi". Aku mengiyakan.

Tiba-tiba aku merasa ringan, dan tubuhku seperti terangkat. Aku memakai baju putih bersih, dan menujumu. Aku berusia muda seperti dirimu.

Kita berjalan bergandengan menuju satu titik cahaya. Sempat kutengok ke belakang, di sana ada sosok Dayu tua dan Laksono tua berbaring bersebelahan, seakan tidur, dalam tidur panjang yang tenang, dengan membawa cinta kasih sejati.

Tak berapa lama, ramai orang-orang berdatangan kerumah kita. Mereka menangis pilu, anak kita, saudara kita, tetangga kita, teman-teman kita.

***

Dan ketika tanah merah itu masih basah, di sana ada nama: Broto Laksono dan Dayu Murti yang bersatu dalam satu liang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun